Sabtu 24 Jul 2010 01:16 WIB

Dua Ratus Juta Rakyat Indonesia Butuh Perlindungan Halal/Haram

Rep: Yasmina Hasni/ Red: Endro Yuwanto
Wapres Boediono
Wapres Boediono

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Wakil Presiden (Wapres) Boediono mengatakan, sekitar 200 juta umat Islam di Indonesia membutuhkan perlindungan dan patokan yang jelas dalam mengkonsumsi barang dan jasa yang halal dan haram. Sebagai umat Islam yang taat, kata dia, warga Indonesia memiliki kebutuhan yang besar untuk mampu membedakan mana produk yang halal dan haram sesuai keyakinan.

"Kita sebagai umat Islam yang taat memiliki kebutuhan yang besar untuk mampu membedakan mana produk yang halal dan haram sesuai keyakinan kita," kata Wapres dalam sambutannya di pembukaan 'The 1st Indonesia Int'l Halal Bussiness & Food Expo' di Jakarta Convention Center (JCC), Jumat (23/7).

Menurut Wapres, Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia adalah pasar yang sangat potensial bagi produk-produk yang memasang label halal. Sayangnya, sebagian produk itu memang benar-benar halal, tapi tidak jarang pula yang sekadar memasang label tersebut untuk memikat hati konsumen. "Sementara pembuatannya produk itu belum tentu sesuai kaidah yang benar," ungkapnya.

Wapres melanjutkan, produk-produk yang memasang label halal ini belakangan meluas, tidak hanya terbatas pada makanan dan minuman. Adapula berbagai produk finansial dan jasa lainnya dengan memakai istilah syariah. Pemakaian istilah tersebut untuk menonjolkan bahwa jasa atau produk itu sudah sesuai dengan kaidah agama Islam.

Di tengah klaim halal dan berbagai ragam produk itulah, kegiatan yang diadakan MUI itu sangat penting peranannya untuk memberikan acuan bagi masyarakat dalam mengkonsumsi barang atau jasa yang halal. "Inisiatif MUI untuk menggelar ekspo ini, dan kegiatan selanjutnya nanti, tentu bisa membantu kita untuk menetapkan pilihan," katanya.

Masyarakat, tegas Wapres, bisa membandingkan secara terbuka dan memilih sesuai keyakinannya berbagai produk dan jasa tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement