REPUBLIKA.CO.ID,BANDAR LAMPUNG--Pimpinan Kolektif Majelis Nasional Korp Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI), Anas Urbaningrum, mengatakan perbedaan dalam kemajemukan yang terjadi di tubuh organisasi KAHMI selama ini, harus dikubur dan tidak perlu dilestarikan apalagi menjadi tradisi.
''Perbedaan yang tidak prisipil terjadi di KAHMI sehingga harus bercerai, hendaknya tradisi ini tidak perlu dilestarikan, akan tetapi harus dikubur,'' kata Anas ketika melantik Pimpinan Wilayah KAHMI Lampung, di Bandar Lampung, Kamis (22/7).
Menurut dia, perceraian atau perpisahan KAHMI sebelumnya, dilatarbelakangi pada hal-hal yang tidak prinsipil. ''KAHMI sudah menyadari semua itu dengan sungguh-sungguh, dan harus dikubur dalam-dalam,'' pintanya.
Para pimpinan KAHMI, ujar dia, telah menyadari sepenuhnya perbedaan tersebut dengan berbasiskan kesadaran yang otentik, dengan memberikan contoh pluralisme yang ada di KAHMI, untuk kemajuan umat dan bangsa ini. Ia mengatakan, kemajemukan yang ada di KAHMI harus dipersatukan dalam ikatan spirit moralitas untuk melanjutkan tugas dan kiprah organisasi ke depan. ''Kalau KAHMI tidak mampu jaga 'kesehatan', tentu KAHMI tidak punya otoritas moral untuk mempersatukan umat dan bangsa,'' imbuhnya.