REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA¬--Gerakan moderasi Islam menghadapi tantangan luar biasa dari rezim politik para penguasa dunia. Menurut Mohamed Abd El Fadel, Wakil Ketua Ikatan Alumni Al-Azhar Internasional, upaya menampilkan wajah santun Islam juga dihambat oleh kedzaliman yang dilakukan rezim tersebut terhadap suatu kelompok. “Kedzaliman meluluhlantakkan moderasi Islam,” ujarnya kepada Republika di sela-sela acara Silaturahmi Terbatas Ikatan Alumni Al-Azhar Indonesia di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (3/7)
Fadel mengemukakan, penindasan yang dilakukan oleh rezim berkuasa menyulut gerakan perlawanan sebagaimana yang terjadi terhadap rakyat Palestina. Bahkan, jelas dia, seringkali tindakan jalim disusul dengan gerakan radikalisme yang membabi –buta.
Oleh karena itu, menurut dia, guna mengawal laju gerakan moderasi Islam diperlukan langkah mempertemukan para kolompok-kelompok Islam. Hal ini, imbuh dia, sangat penting untuk menyatukan visi dan mencari persamaan bukan hanya perbedaan dan perselisihan.
Selain itu, tutur Fadel, para tokoh dan ulama Islam harus mampu membawa misi Islam dengan memperhatikan keseimbangan dua prinsip penting yaitu Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam semesta //(rahmatan lil’alamin)//dan Islam sebagai kekuatan di muka bumi.”Moderasi Islam adalah kombinasi dua prinsip tersebut karena dengan dua prinsip itu-lah Islam dapat diterima,”tandasnya