REPUBLIKA.CO.ID, LONDON--Di masa lalu, rasialisme lebih banyak dikaitkan dengan warna kulit atau suku. Kini, konsep rasialisme seperti itu tak lagi banyak berlaku. Rasialisme lebih banyak dikaitkan dengan agama. Kelompok Hak Minoritas Dunia mengungkapkan bahwa pengabaian terhadap toleransi beragama merupakan bentuk baru rasialisme.
Dalam ulasan terhadap kebijakan berbagai pemerintahan di dunia, kini menunjukkan bahwa kampanye kontra terorisme dan merjinalisasi ekonomi lebih banyak terkait dengan isu agama, ketimbang isu etnik. "Kelompok yang jadi target rasialisme saat ini adalah lebih karena agama mereka," ujar Mark Lattimer, direktur Kelompok Hak Minoritas Dunia.
Laporan yang dia kemukakan menunjukkan bahwa Muslim terus menjadi korban tindakan rasialis pemerintah di Eropa dan Amerika dalam kampanye kontra terorisme. Pembatasan khusus yang diterapkan di kedua wilayah tersebut umumnya berlaku untuk masyarakat yang berasal dari negara Muslim.
Kampanye nasionalisme di beberapa wilayah di Eropa dan Amerika juga lebih menyasar pada kelompok Muslim. Mereka yang beragama Islam dianggap lemah nasionalismenya, dibanding mereka yang non-Muslim.