Kamis 28 Apr 2022 07:20 WIB

Wapres Dukung Pengembangan Masjid Raya Jayapura sebagai Ikon Umat Islam di Papua

Masjid Raya Baiturrahim Jayapura Papua diharapkan mampu jadi mercusuar Islam

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Nashih Nashrullah
Wakil Presiden Maruf Amin, berharap Masjid Raya Jayapura mampu memberikan dampak positif di masyarakat.
Foto: Dok. BPMI/Setwapres
Wakil Presiden Maruf Amin, berharap Masjid Raya Jayapura mampu memberikan dampak positif di masyarakat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Wakil Presiden Ma'ruf Amin mendukung pengembangan Masjid Raya Baiturrahim Jayapura di Papua sebagai ikon umat Islam di tanah Papua. 

Wapres menilai keberadaan masjid terbesar di Provinsi Papua yang memiliki daya tampung sekitar 3-5 ribu jamaah per hari. itu perlu untuk selalu dijaga eksistensinya. 

Baca Juga

"Masjid Baiturrahim Jayapura merupakan ikon umat Islam di Papua. Karena itu, harus dijaga keberadaannya, tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga tempat berbagai kegiatan yang lain, termasuk pembinaan umat," ujar Wapres dalam keterangannya usai menerima secara virtual Pengurus Masjid Raya Baiturrahim Jayapura Papua, Rabu sore (27/4/2022). 

Wapres menjelaskan, pengembangan Masjid Raya Baiturrahim Papua tersebut perlu menghadirkan fungsi-fungsi masjid yang bersentuhan dengan pendidikan, pemberdayaan ekonomi, ataupun pelayanan kesehatan. Salah satu alternatif pengembangan masjid ini kata Wapres, dapat berupa pendirian balai latihan kerja (BLK). 

 

"Nanti kita akan usulkan supaya kalau masih ada tanahnya, dibuatkan balai latihan kerja (BLK) untuk latihan-latihan yang menjadi penguasaan Masjid Baiturrahim. Saya harapkan begitu nanti, supaya benar-benar dikelola dengan baik," ujar Wapres. 

Wapres pun berharap agar masjid ini dapat difungsikan betul seperti konsep masjid yang dibangun oleh Rasulullah di Madinah, Madinatul Munawwarah, Masjid Nabawi. Yakni masjid menjadi pusat kegiatan dan pengembangan Islam yang sangat berpengaruh dalam rangka pengembangan ajaran Islam.

Wapres menambahkan, Papua juga merupakan salah satu daerah percontohan tentang kerukunan antarumat beragama di Indonesia. Oleh karena itu, dalam penyebaran dakwahnya, Masjid Raya Baiturrahim Papua perlu mengedepankan narasi-narasi kerukunan. 

"Saya minta dakwah yang dijalankan di Masjid Baiturrahim ini, dakwah yang sifatnya narasi-narasi atau ungkapan-ungkapan kerukunan sehingga tidak menimbulkan kegaduhan dan membangun kerja sama dengan agama-agama yang lain," katanya. 

Dalam kesempatan ini, Wapres pun mengajak seluruh komponen bangsa di tanah Papua untuk tidak mewariskan konflik dan permusuhan kepada generasi mudanya, melainkan perdamaian dan kesejahteraan.

"Oleh karena itu, saya minta bantuan semua, termasuk dari kepala-kepala suku, bagaimana supaya masyarakat Papua itu sejahtera, aman, dan damai," kata Wapres. 

Sebelumnya, Ketua Umum Pengurus Masjid Raya Baiturrahim Papua, Abdul Kahar Yelipele memaparkan, Masjid Raya Baiturrahim Papua ini dibangun pada 1971 dan mulai direnovasi sejak 2006 karena melihat antusiasme masyarakat Papua terhadap ajaran agama Islam. 

Progres pembangunannya saat ini mencapai sekitar 95 persen. "Masjid ini masih memerlukan biaya untuk pembangunan pagar di belakang masjid dan menara," ucap Kahar.

"Saya ingin masjid ini, sebagai miniaturnya masjid seluruh umat Islam di Papua, ingin menjadi masjid yang megah dan bagus," tambahnya. 

Turut hadir dalam pertemuan tersebut, antara lain, Pengawas Pembangunan Masjid Raya Baiturrahim Papua Rasyid Mayang dan salah seorang kepala suku besar di Kabupaten Jayawijaya Wamena Abdurahman Kosay.    

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement