Sabtu 27 May 2017 16:33 WIB

Baznas Yogyakarta Gelar Pesantren Ramadhan untuk Dhuafa

Dhuafa
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Dhuafa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  --  Badan Amil Zakat Nasional Kota Yogyakarta kembali menggelar pesantren pada Ramadhan 1438 Hijriah, hanya saja pada tahun ini dikhususkan untuk kaum dhuafa.

"Ada 121 orang yang mendaftar, namun kami hanya memiliki kuota untuk 75 santri sehingga dilakukan seleksi berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu," kata Wakil Ketua Pelaksana Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Yogyakarta Misbachruddin di Yogyakarta, Kamis Kemarin.

Menurut dia, pertimbangan yang digunakan dalam proses seleksi di antaranya adalah usia calon santri, tanggungan keluarga dan jenis pekerjaan. Baznas Kota Yogyakarta memprioritaskan calon santri dengan usia lebih tua.

Santri yang terpilih berasal dari berbagai profesi di antaranya adalah pengemudi becak tradisional, buruh bangunan, hingga pedagang asongan. Santri tidak hanya berasal dari Kota Yogyakarta tetapi juga berasal dari kabupaten lain di DIY.

Seluruh santri diwajibkan mengikuti kegiatan selama satu bulan penuh dimulai dengan Shalat Tharawih pada Jumat (26/5) malam di Masjid Diponegoro Kompleks Balai Kota Yogyakarta "Selama mengikuti pesantren, seluruh santri memperoleh fasilitas penginapan yaitu di Balai RK yang berada tidak jauh dari Masjid Diponegoro," katanya.

Selain Shalat Tharawih, berbagai kegiatan yang harus dijalani santri di antaranya adalah tadarus, pengajian dan shalat berjamaah. "Untuk kebutuhan sahur dan buka sudah kami siapkan," katanya.

Santri yang mengikuti pesantren dhuafa juga masih diperkenankan mencari nafkah pada siang hari dan diwajibkan kembali mengikuti kegiatan sekitar pukul 16.00 WIB. "Tema tahun ini adalah 'ibadah khusyuk, rejeki numpuk' dan 'golek ganjaran entuk bayaran' atau mencari pahala mendapat bayaran'," katanya.

Saat mencari nafkah, para santri juga diwajibkan untuk tetap menjalankan shalat lima waktu yang dibuktikan dengan tanda tangan dari takmir masjid tempat mereka menjalankan ibadah salat.

Jika santri memilih untuk tetap menjalankan ibadah di Masjid Diponegoro dan tidak mencari nafkah, maka mereka akan tetap memperoleh semacam penghargaan berupa uang untuk masing-masing santri sebesar Rp1 juta dan bingkisan lebaran.

Kegiatan pesantren Ramadhan yang digelar Baznas Kota Yogyakarta pada 1438 Hijriah ini merupakan kegiatan ketiga yang rutin digelar tiap tahun. "Dalam dua kali penyelenggaraan sebelumnya, jumlah santri yang ikut 50 orang dengan latar belakang peserta yang berbeda-beda. Pada tahun lalu, hanya dikhususkan untuk pengemudi becak," katanya.

Ia berharap pesantren tersebut bisa meningkatkan kualitas ibadah puasa yang dijalankan oleh kelompok masyarakat yang memiliki pekerjaan fisik cukup berat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement