Sabtu 01 Aug 2015 03:42 WIB

Realisasi Pengumpulan Zakat Masih Belum Maksimal

Ketua Umum Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Didin Hafidhuddin (kiri)
Foto: ROL/Fian Firatmaja
Ketua Umum Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Didin Hafidhuddin (kiri)

REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG – Ketua Umum Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), Didin Hafidhuddin menyatakan potensi zakat di Indonesia mencapai Rp 200 triliun lebih per tahun dan dapat membantu pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan.

"Saat ini, realisasi pengumpulan zakat masih belum maksimal, hanya sekitar 15 persen dari potensi zakat tersebut," kata Didin Hafidhuddin usai meresmikan Rumah Sehat di Pangkalpinang, Rabu.

Ia menjelaskan potensi zakat ini seiring banyaknya pegawai di perusahaan BUMN, swasta dan pegawai negeri sipil. Jumlah BUMN sebanyak 144 unit, PNS mencapau 4 juta jiwa dan jutaan karyawan di perusahaan swasta.

Persentase pengumpulan zakat masih kecil, karena berbagai faktor kesadaran masyarakat yang masih kurang. Selain itu, kata dia, faktor pemahaman, sosialisasi yang masih kurang, kepercayaan, keterbukaan dan faktor program lainnya yang masih dinilai masih kurang.

Pihaknya terus melakukan peningkatan sumber daya manusia (SDM) Baznas di daerah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berzakat. Menurut dia, zakat ini akan disalurkan kepada masyarakat miskin sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga kurang mampu.

"Zakat ini tidak hanya berdampak terhadap penerima zakat, tetapi juga berdampak terhadap pemberi zakat, misalnya harta mereka akan lebih berkembang dan berkah dari Allah SWT," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement