Rabu 27 May 2015 16:33 WIB

LAZ Pusatkan Pemberdayaan Umat di Masjid

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Agung Sasongko
Bantuan air bersih dari Laznas BSM untuk warga miskin di Kalten
Foto: Istijmewa
Bantuan air bersih dari Laznas BSM untuk warga miskin di Kalten

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Untuk mendekatkan masyarakat dan memberdayakan umat, kegiatan ekonomi di pusatkan di masjid.

Ketua Divisi Pendayagunaan Abdi Irawan mengatakan, program Mitra Ummat fokus pada pemberdayaan ekonomi umat. Program ini bisa berupa pelatihan, pemberian alat dan modal usaha, atau kombinasi keduanya.

Bidang usaha yang dikembangkan disesuaikan kekhasan lokal seperti ternak domba untuk kelompok binaan di Garut atau tambak udang untuk binaan di Muara Gembong Kabupaten Bekasi.

Selain itu, ada pula pengembangan usaha berbasis masjid seperti pembayaran tagihan listrik, air dan telepon. Dengan modal Rp2 juta berupa seperangkat komputer dan koneksi internet, masjid diharapkan bisa mandiri menjalankan programnya dengan hasil usaha itu.

''Dengan begitu masyarakat jadi dekat dengan masjid. Tentu kita berharap yang semarak tidak hanya layanan pembayaran tagihan saja, tapi juga ibadah berjama'ah lainnya,'' ungkap Abdi.

Direktur Laznas BSM Kiagus Muhammad Tohir menuturkan, lembaga amil zakat nasional Bank Syariah Mandiri (LAZNAS BSM) memiliki tiga program, Mitra Ummat, Didik Ummat dan Simpati Ummat. Kegiatan Mitra Ummat fokus pada pemberdayaan ekonomi dan sasarannya adalah para mustahik yang memiliki semangat usaha.

''Karena skala usaha mereka belum bisa berbank, LAZNAS BSM membantu keterampilan,'' kata dia.  Didik Ummat fokus pada beasiswa pelajar dari Aceh hingga Papua. Penerimanya tidak hanya siswa dhuafa, tapi juga siswa berprestasi.

Bantuan lain juga berupa sarana dan prasarana pendidikan, seperti bangunan dan alat bantu belajar. Simpati Ummat memiliki subbidang kesehatan dan lingkungan hidup.

Untuk Program Mitra Ummat, yang dibantu tidak individu, tapi kelompok, salah satu programnya adalah Kampung Berdaya. Kampung yang didominasi mustahik dibina dengan memberi pelatihan dan peralatan. Ada juga yang sudah memiliki keterampilan dan peralatan, LAZNAS BSM membantu agar pemasarannya lebih efektif.

Ada juga Kewirausahaan Mikro. Diharapkan setelah mereka mampu mandiri, mereka diarahkan untuk bisa jadi mitra mikro BSM. ''Ini jadi pengumpan juga agar usaha mikro masyarakat dhuafa bisa berkembang akhirnya bisa dibiayai bank syariah,'' ungkap Tohir, Sabtu (23/5).

Masyarakat yang dibina dibuat berkelompok-kelompok atau tanggung renteng sehingga pengawasan juga dilakukan sesama anggota. Besaran modal usaha yang diberikan bervariasi antara Rp500 ribu hingga Rp2 juta.

Program lain juga adalah pengembangan makanan halal, antara lain di Purbalingga, Pati, Palembang, Menado, Painan, dan Bukit Tinggi. Tohir mengatakan saat ini LAZNAS BSM sedang berdiskusi dengan Pemerintah Kota Bogor untuk program yang sama di Sempur.

''Kerja sama ini sebenarnya ikut  membantu pemerintah daerah (pemda). Kios-kios menjadi aset pemda dan ini juga membantu program pemda,'' kata Tohir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement