Senin 23 Mar 2015 08:27 WIB

Program Satu Desa Satu BMT Dicanangkan

Rep: c97/ Red: Agung Sasongko
Layanan di BMT, ilustrasi
Layanan di BMT, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Forum Silaturahim Studi Ekonomi Islam (FoSSEI) bekerja sama dengan Asosiasi BMT se-Indonesia (ABSINDO), Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI), dan Kementerian Desa untuk mewujudkan program satu desa satu BMT. Hal ini disampaikan oleh Presidium Nasional I FoSSEI, Syahid Irfan Mubarok.

"Kami akan melatih kader-kader ekonomi islam untuk mengelola BMT di daerahnya masing-masing," tuturnya pada ROL, Ahad (22/3). Rencananya program pelatihan sendiri akan dimulai pada bulan mei dalam waktu 22 hari. Setelah pelatihan peserta akan dikembalikan ke daerah masing-masing selama satu tahun.

Syahid sendiri menargetkan ada 50 peserta yang ikut mendaftar dalam program tersebut. Menurutnya pemberdayaan pemuda sangat penting untuk dilakukan. Terutama dalam membangun desa. Hal ini dibenarkan oleh Penanggung Jawab Program Satu Desa Satu BMT dari FoSSEI, Hafid Koesmahendra.

"Ini adalah konsep pembangunan dari bawah. Dimana sekarang pembangunan dari atas sudah sangat sulit dilakukan," tutur mahasiswa jurusan manajemen bisnis Universitas Padjadjaran itu pada ROL. Menurutnya sekarang semua akan serba sulit jika harus menunggu pergerakan dan perubahan dari pemerintah. Oleh itu, mahasiswa pun mesti turut mendorong perubahan nyata tersebut.

Rencananya pada pertengahan April pendaftaran bagi peserta program ini akan dibuka. Adapun keriteria peserta adalah mereka yang merupakan alumni Kelompok Studi Ekonomi Islam (KSEI), belum menikah, dan bersedia ditempatkan dimana saja.

Adapun opsi pengembangan BMT sendiri ada dua macam, yaitu membina BMT yang sudah ada atau membentuk BMT baru. Opsi area kerja pun ada dua, yaitu tersebar di seluruh Indonesia atau fokus lebih dulu untuk wilayah Jawa Barat. Diharapkan dengan kerja sama ini, kesejahteraan masyarakat di desa dapat semakin berkembang.

Pembangunan dan pengelolaan BMT sendiri akan dibiayai oleh pihak Kementerian Desa. Maka itu diperlukan pemuda yang benar-benar siap mengabdi bagi masyarakat. "Kita berharap program ini bisa berjalan lancar, hingga membuahkan hasil yang nyata bagi rakyat," kata pemuda yang juga menjabat sebagai Direktur BMT ISEG Universitas Padjadjaran itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement