Rabu 17 Feb 2016 06:10 WIB

Lee Hang-rae, Sang Imam di Masjid Seoul Central

Rep: MGROL60/ Red: Andi Nur Aminah
Lee Hang-rae, Imam Masjid Seoul Central  di Itaewon, Seoul, Korea Selatan.
Foto: englishchosun
Lee Hang-rae, Imam Masjid Seoul Central di Itaewon, Seoul, Korea Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, Lee Hang-rae atau yang biasa disapa dengan Suleiman Lee, adalah imam di Masjid Seoul Central yang terletak di Itaewon, Seoul, Korea Selatan. Imam Lee memutuskan untuk berpindah agama sejak kuliah.

Saat itu Imam Lee merantau dan memulai masa perkuliahannya. Suatu ketika salah satu teman sekamarnya bertanya kepada Imam Lee bagaimana pandangannya tentang agama Islam. Lee hanya tahu sedikit agama Islam dari yang ia pelajari di sekolah. Yang dia tahu kebanyakan adalah kesan negatif. 

Setelah Imam Lee akrab dengan temen satu kamarnya tersebut, ia sadar bahwa ia memiliki banyak kesalahpahaman tentang Islam dan ia ingin mengetahui lebih banyak lagi tentang Islam. Lee pun mulai belajar tentang Islam dan berpikir bahwa Islam sangat menarik. 

Akhirnya Lee mulai memeluk agama Islam pada tahun 1961. Merasa belum cukup mempelajari Islam, Lee pun mendalami agama Islam di Malaysia. Di sana, Lee sangat terkesan melihat suasana yang damai dari masyarakat Islam di Malaysia. Dia juga merasa disambut dengan hangat sehingga sangat tersentuh oleh sikap mereka.

Karena Korea bukan negara mayoritas beragama Islam, Imam Lee dengan senang hati bercerita tentang susahnya hidup sebagai Muslim di Korea. Misalnya umat Muslim tidak boleh menyembah dan bersujud ke arah mana pun kecuali Allah. Imam Lee pun yang memiliki keimanan pada Islam akhirnya harus menyingkirkan kebiasaan orang Korea seperti ritual para leluhur dan upacara-upacara adat. 

Ayah dan kerabat terdekatnya sangat menentang Imam Lee saat mengubah status agamannya. "Saya pernah mengunjungi SMA untuk melakukan kampanye tentang mengatasi stereotip Muslim. Suatu hari, ketika saya mengunjungi sekolah tersebut saat itu kepala sekolah belum hadir, jadi saya bercerita dengan guru- guru di kantor. Mereka cukup terbuka dan mendengarkan dengan cukup baik cerita saya. Lalu kepala sekolahnya datang, ia menunjukan reaksi yang ofensif ketika ia tahu bahwa saya adalah seorang Muslim. Saya dan teman-teman hampir ditendang keluar dari sekolah," tutur Suleiman Lee.

Kini kehidupan Imam Lee semakin lengkap setelah menikah. Dia mengungkapkan istrinya seorang Muslim dan mengenakan hijab. Beliau jadi tahu apa makna memakai hijab bagi perempuan yakni melindungi sosok wanita tersebut dari laki-laki dan juga melindungi dari sinar matahari. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement