Sabtu 17 Jun 2017 12:00 WIB

Kota Muslim Kuno Ditemukan di Ethiopia

Peta Ethiopia.
Foto: Lonelyplanet.com/ca
Peta Ethiopia.

REPUBLIKA.CO.ID, DIRE DAWA -- Sebuah kota yang hilang dan diperkirakan berumur lebih dari 1.000 tahun telah ditemukan di Ethiopia. Kota Muslim kuno ini diprediksi memuat detail sejarah Islam di Afrika. 

Dilansir dari Newsweek pada Sabtu (17/8), situs permukiman tersebut terletak di dekat Kota Dire Dawa, yang merupakan kota terbesar kedua dan berada di bagian Barat Ethiopia. Situs terdiri dari bangunan yang dibangun dengan balok batu besar, yang memunculkan mitos lokal bahwa orang-orang bertubuh raksasa pernah tinggal di sana. Periset percaya batu-batuan itu berasal dari awal abad ke-10. 

Tim yang berasal dari Universitas Exeter dan Otoritas Ethiopia untuk Penelitian dan Konservasi Warisan Budaya juga menemukan sebuah masjid abad ke-12 di Harlaa. Termasuk bukti pemakaman dan batu nisan Islam. 

Nabi Muhammad SAW wafat pada pertengahan abad ke-7. Para ahli berpendapat Islam menyebar di wilayah Afrika Timur sekitar abad ke-8. Namun, tradisi sebelumnya menunjukkan Muhammad mengirimkan sejumlah pengikutnya ke Abyssinia, yang sekarang dikenal dengan Ethiopia, pada awal abad ke-7. 

Pew Research Center memperkirakan ada hampir 250 juta Muslim di sub-Sahara Afrika. Jumlah itu sekitar 30 persen dari total populasi wilayah tersebut. Ethiopia merupakan negara dengan mayoritas penduduk beragama Kristen yang taat. Hampir dua pertiga penduduknya beragama Kristen sedangkan sebagian besar sisanya beragama Islam.

"Arkeologi Islam telah terbengkalai di Ethiopia karena orang telah berkonsentrasi pada hal-hal lain," Profesor Timothy Insoll, pemimpin proyek dan seorang arkeolog di Universitas Exeter kepada Newsweek.

Masjid di situs itu memiliki kesamaan dengan yang lain yang ditemukan di Tanzania dan Somaliland, sebuah wilayah otonom di Somalia. Ini menunjukkan adanya kontak dan hubungan antara komunitas Islam awal di Afrika Timur.

"(Penemuan baru-baru ini) menangani ketiadaan arkeologi Islam yang hampir lengkap (di Etiopia,)" kata Insoll. 

Para periset juga menemukan pecahan kapal kaca, batu kristal, batu akik (batu permata semimulia), manik-manik kaca, kulit kerang dan tembikar. Beberapa artefak ini berasal dari India dan China. Tim tersebut juga menemukan koin dari Mesir abad ke-13. Petani lokal terkadang menemukan benda-benda seperti koin Cina. 

Penemuan ini menunjukkan bahwa wilayah tersebut berfungsi sebagai pusat bagi pedagang asing. Ini sekaligus bukti pertama hubungan antara Ethiopia dan Teluk, India dan Afrika Utara ratusan tahun yang lalu.

Arkeolog juga menemukan sisa-sisa jasad 300 orang yang dikubur di sebuah pemakaman. Tim sedang memeriksanya untuk melihat pola makan yang mereka lakukan. 

Insoll mengatakan proyek tersebut membutuhkan waktu dua tahun hingga selesai. Penggalian lebih lanjut dapat mengungkapkan artefak sebelumnya.

Ethiopia telah menjadi lokasi penggalian yang penting untuk penelitian tentang peradaban manusia paling awal. Lucy, fosil berusia 3,18 juta tahun, yang merupakan anggota nenek moyang manusia awal Australopithecus afarensis, ditemukan di Ethiopia pada 1974.

sumber : Newsweek
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement