Selasa 28 Feb 2017 21:06 WIB

Dinasti Saud, Menggariskan Suksesi Kekuasaan Berdasar Garis Keturunan

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Agus Yulianto
Kota Riyadh, ibukota Kerajaan Arab Saudi.
Foto: happytellus.com
Kota Riyadh, ibukota Kerajaan Arab Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID, Selama lebih dari delapan dekade sejak berdirinya kerajaan modern Saudi Arabia pada 1932, peran raja telah diestafetkan di garis keturunan raja Saudi pertama, Abdulaziz ibn Saud. Raja Abu Muqrin bin Abdulaziz al Sauddulaziz ibn Saud ini adalah tokoh sentral kerajaan modern Saudi.

Sebagai seorang pemuda, Ibn Saud memimpin sekelompok pria sepemahaman. Mereka merebut wilayah kuno milik keluarganya di Riyadh, pusat Arab. Keluarga Ibn Saud sebelumnya menguasai sebagian besar Semenanjung Arab selama lebih dari tiga ratus tahun.

Ibn Saud kemudian membangun sebuah kerajaan padang pasir di bawah bendera kebangkitan Islam. Pada 23 September 1932, Kerajaan Saudi Arabia resmi menabuh kekuasaan dalam sistem kerajaan absolut.

Semasa hidupnya, Ibn Saud melebarkan wilayah kedaulatan dari Teluk hingga Laut Merah, dan dari Irak hingga Yaman. Ibn Saud memimpin hingga 1953. Sebelum meninggal, ia sudah menggariskan suksesi kekuasaan berdasar garis keturunan.

Raja selanjutnya dipilih dari putra-putranya sendiri. Hingga kini, enam putra Ibn Saud sudah meneruskan dinasti kekuasaan. Dimulai dari putra tertua, Saud (1953-1964), Faisal (1964-1975), Khalid (1975-1982), Fahd (1982-2005), Abdullah (2005-2015), dan Salman (2015-sekarang).

Menurut PBS, Raja Abdulaziz Ibn Saud menjalin aliansi dengan menikahi putri dari pemimpin etnis di masanya. Ia memiliki sedikitnya 22 istri dan 45 putra yang diakui. Tidak diketahui pasti berapa jumlah anak perempuan yang dimilikinya.

Tidak ada yang menghitung dengan jelas namun diperkirakan ada lebih dari 50 orang. Praktik poligami dan memperluas aliansi seperti ini juga dilakukan saat putra Ibn Saud, Saud, naik tahta. Ia tercatat memiliki 53 putra dan sedikitnya 54 putri.

Keturunan Raja Abdulaziz hingga saat ini diperkirakan mencapai ribuan orang. Beberapa di antaranya aktif menjalankan roda kekuasaan dan dinasti kekeluargaan. Raja Salman yang saat ini memimpin pun dahulu adalah punggawa kebanggaan keluarga.

Ia menjadi gubernur Riyadh selama lima dekade, kemudian menjadi menteri pertahanan, deputi perdana menteri hingga kini Raja. Seiring dengan usia menua, dinasti Saudi tengah mempersiapkan kenaikan generasi ketiga.

Sebagian besar Putra Ibn Saud yang masih hidup saat ini telah menginjak usia 80-an. Raja Salman pun berusia 81 tahun, tahun ini. Maka waktunya akan segera tiba bagi kerajaan Saudi memilih pemimpin dari generasi ketiga.

Kursi Putra Mahkota saat ini diduduki oleh Mohammed bin Nayef. Raja Salman menunjuknya pada 2015 sebagai pengganti di kursinya dulu. Mohammed adalah putra dari Putra Mahkota terdahulu, Nayef bin Abdulaziz.

sumber : Wall Street Journal/Public Broadcasting Service (PBS)
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement