Sabtu 10 Oct 2015 11:43 WIB

Teknik Memasak Negeri Muslim yang Diadopsi Eropa

Es krim ini mencampurkan banyak toping di dalamnya
Foto: Rocketnews24
Es krim ini mencampurkan banyak toping di dalamnya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Apa saja makanan dan teknik memasak populer yang diwariskan dunia Islam di Eropa? Daftarnya panjang, namun beberapa yang terkenal adalah pasta, es krim, patisserie, dan distilasi.

Contoh penggunaan pasta direkam oleh wisatawan al-Bakri pada abad ke-11. Beberapa catatan sejarah juga mengabadikan hal itu. Misalnya, sebuah biara di utara Spanyol suatu kali mendatangkan seorang wanita Muslim untuk memasak pasta, lalu hasil masakan itu dimakan bersama. Peristiwa itu terjadi sebelum Marco Polo memulai penjelajahannya.

Pasta dibuat dari gandum durum, tidak seperti mi yang dibuat bangsa Cina dari beras. Orang Cina memang tidak memiliki gandum durum yang tinggi gluten itu.

Gluten meningkatkan elastisitas adonan. Jenis gandum keras itu diperkenalkan Muslim ke Sisilia dan Spanyol pada abad ke-10. Bahkan, kata lasagna juga berasal dari bahasa Arab, yakni lisan yang berarti lidah.

Di Italia, istilah cassata berasal dari qashda (yang dalam bahasa Arab berarti krim). Pengawas pasar pada abad ke-12 di Sevilla, Ibnu Abdun, mencatat adanya penjualan qashda. Sorbets musharabiya mulai eksis pada abad ke-11 atau 12. Sementara, teknik mengawetkan dan penyimpanan es kemudian tersebar luas. Hal ini dibuktikan dengan adanya rumah penyimpanan es.

Kala itu, Suriah memasok es ke Mesir. Namun, beberapa dokter Muslim, seperti al-Rhazi dan Ibnu Sina, tidak menyetujui minuman dingin karena dianggap berbahaya bagi saraf.

Romawi tidak mengenal teknik distilasi. Teknik ini muncul di dunia Islam seperti tercatat dalam karya-karya Al-Razi dan Jabir bin Hayyan. Distilasi disebutkan dalam terjemahan Latin pada karya Ibnu Sina pada abad ke-11.

Minyak dari tumbuhan dan rempah-rempah disuling. Langkah penyulingan itu menghasilkan alkohol untuk tujuan medis karena meminum alkohol haram bagi umat Islam.

Kaum Yahudi dan Kristen membuat minuman keras mereka sendiri dari proses penyulingan. Minuman itu, antara lain, kirsch atau karaz dalam bahasa Arab yang artinya cherry, kemudian wiski serta vodka atau sakarka dalam bahasa Arab yang artinya alkohol dari gandum. 

Sumber: Pusat Data Republika/Ani Nursalikah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement