REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Astronomi adalah bagian penting bagi kehidupan Muslim. Ada kebutuhan praktis mempelajari astronomi untuk mengetahui waktu shalat sepanjang tahun. Penentuannya berdasarkan posisi Matahari.
Kajian dalam astronomi membuat Muslim mengetahui arah Ka'bah secara geografis yang bisa diketahui berdasarkan posisi Matahari dan Bulan. Kalender umat Muslim adalah kalender lunar yang dibuat dengan melihat fase dan posisi Bulan. Hal ini sangat penting terutama saat bulan suci Ramadan.
Salah satu ahli astronomi Muslim yang pemikirannya bertahan selama berabad-abad adalah Abu al-Abbas Ahmad bin Muhammad bin Kathir al-Farghani. Ia lahir di Farghana, Transoxiana, Uzbekistan dan meninggal di Mesir pada 833 M.
Ia adalah salah satu astronom terkemuka saat pemerintahan al-Ma'mun dan penerusnya. Alfraganus adalah nama populernya di dunia Barat. Al-Farghani adalah salah satu ilmuwan Pleiad yang menjadi anggota Akademi Kebijaksanaan (House of Wisdom) yang didirikan Khalifah al-Ma'mun pada abad ke-9. Dewan Kebijaksanaan juga dikenal pada waktu itu sebagai Akademi al-Ma'mun.
Pusat ilmu pengetahuan ini menjadi yang pertama di Mery, kemudian di Baghdad. Al-Ma'mun mengundang ilmuwan dari Khoresm, Sogdiana, Shash, Farab, dan Khurasan untuk melakukan pekerjaan ilmiah.
Ada dua observatorium yang dilengkapi dengan peralatan paling modern pada saat itu. Di sanalah astronom dari Akademi al-Ma'mun menghitung lingkar Bumi, panjang derajat meridian Bumi, menyelidiki bintang-bintang, menyusun zibjes (tabel), dan menulis laporan ilmiah.
Al-Farghani menulis Kitab fi al-Harakat al-Samawiya wa Jawami Ilm al-Nujum (Elemen Astronomi) antara 833 M dan 857 M. Kitab tersebut adalah buku tentang gerak benda langit dan ilmu menyeluruh bintang-bintang. Terdapat 30 bab di dalamnya, termasuk yang menjelaskan mengenai bagian bumi yang dihuni manusia, ukurannya, jarak benda-benda langit dari bumi, ukurannya dan fenomena lain. Penjelasan mengenai perbedaan kalender Mesir, Yunani, Roma, Rusia, dan Arab juga tercantum di dalamnya.
Buku ini diterjemahkan ke dalam bahasa Latin pada abad ke-12 dan memberikan pengaruh besar astronomi Eropa sebelum Regiomontanus. Regiomontanus adalah astronom dari Jerman (6 Juni 1436 - 6 Juli 1476 M).
Ia menyetujui teori Ptolemy dan nilai presesi. Menurutnya, dua hal itu memengaruhi tidak hanya bintang tetapi juga planet. Dialah orang yang menentukan bumi memiliki diameter 6.500 mil atau sekitar 1.500 kilometer. Dia juga yang menemukan jarak terbesar dan diameter planet.
Sumber: Pusat Data Republika/Ani Nursalikah