Rabu 17 Dec 2014 01:39 WIB

Ini Manfaat Puasa dari Temuan Peneliti Barat

Inti puasa shumt adalah menahan diri untuk tidak banyak berkata atau tidak berbicara dengan orang lain.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang/ca
Inti puasa shumt adalah menahan diri untuk tidak banyak berkata atau tidak berbicara dengan orang lain.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjadi kewajiban untuk setiap Muslim berpuasa di bulan suci Ramadhan. Rasulullah SAW pun mengajarkan setiap Muslim memperkuatnya dengan berpuasa sunnah.

Anjuran ini tentu memiliki alasan kuat. Selain untuk memperkuat iman juga menjaga kesehatan. Bagaimana pendapat peneliti Barat?

Para peneliti di University of Southern California, mengungkap puasa selama tiga hari menumbuhkan sistem kekebalan tubuh secara menyeluruh, bahkan kepada orang lanjut usia. Ini karena, puasa membantu sel-sel induk pada tubuh memproduksi sel-sel darah putih segar.

Mereka menambahkan puasa juga bermanfaat bagi individu yang menderita kelainan sistem kekebalan tubuh. Termasuk juga, pasien yang tengah menjalani kemoterapi.

"Puasa memberikan sinyal 'OK' untuk sel-sel induk untuk terus maju dan berkembang biak mulai dan membangun kembali seluruh sistem," Prof. Valter Longo, Profesor Gerontology dan Biological Sciences di University of Southern California, seperti dilansir Muslimvillage, Rabu (17/12).

Longo mengatakan, pada saat berpuasa, sel-sel tubuh yang rusak diperbaiki. Dengan begitu, secara harfiah, tubuh membentuk sistem kekebalan yang baru.

Selama uji coba studi, relawan diminta berpuasa secara teraturantara 2-4 hari selama 6 bulan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement