Selasa 10 Jul 2012 11:24 WIB

Kisah Sahabat Nabi: Usaid bin Hudhair, Jagoan yang Dicintai Malaikat (4-habis)

Rep: Hannan Putra/ Red: Chairul Akhmad
Ilustrasi
Foto: Wordpress.com
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Usaid bin Hudhair sangat mencintai Alquran. Ia bagai orang kehausan di padang yang panas, lalu mendapatkan jalan menuju mata air yang sejuk.

Dicintai Malaikat

Suatu malam, Usaid duduk di beranda belakang rumahnya. Anaknya, Yahya, tidur di dekatnya. Kuda yang selalu siap untuk berperang ti sabilillah, diikat tidak jauh dari tempat duduknya.

Suasana malam tenang dan hening. Permukaan langit jernih tanpa mendung. Usaid tergerak untuk membaca ayat AI-Qur'an yang suci.

“Alif lam miim, Inilah Kitab (Alquran) yang tidak ada keraguan padanya; menjadi petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa, yaitu orang-orang yang beriman kepada yang gaib yang menegakkan shalat, dan yang menafkahkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka. Dan mereka yang beriman kepada Kitab (Alquran) yang diturunkan kepadamu dan kitab-kitab yang telah diturunkan sebelum kamu, serta mereka yang yakin akan adanya (kehidupan) akhirat." (QS. Al-Baqarah: 1-4).

Mendengar bacaan tersebut, tiba-tiba kuda yang sedang ditambat lari berputar-putar. Hampir saja tali pengikatnya putus. Ketika Usaid diam kuda itu diam dan tenang. Usaid melanjutkan lagi bacaannya...

“Mereka itulah yang mendapat petunjuk dari Rabb-nya, dan merekalah orang yang beruntung.” (QS. Al-Baqarah: 5).

Kembali kuda Usaid berputar-putar lebih hebat dari semula. Ketika ia memandang ke langit, ia mendapati pemandangan bagai payung yang mengagumkan. Ia belum pernah melihat pemandangan serupa itu sebelumnya.

Awan itu indah berkilau, bergantung seperti lampu memenuhi ufuk, bergerak naik dengan sinarnya yang terang. Kemudian perlahan-lahan menghilang dari pandangan.

Esok harinya, Usaid pergi menemui Rasulullah SAW menceritakan peristiwa yang dialaminya. Rasulullah berkata, “Itu adalah malaikat yang ingin mendengarkan engkau membaca Alquran. Seandainya engkau teruskan, pastilah akan banyak orang yang bisa melihatnya. Pemandangan itu tidak akan tertutup dari mereka.” (HR. Bukhari-Muslim).

Usaid bin Hudhair hidup sebagai seorang ahli ibadah. Harta benda dan jiwa raga yang dimilikinya diserahkan sepenuhnya untuk perjuangan Islam. Bagi Usaid tidak ada puncak keindahan dan kemenangan dalam perjalanan hidupnya selain bila cahaya Islam terus bersinar.

Pandangan hidup yang seperti itu mengantarnya memperoleh julukan sebagai, “Sebaik-baik laki-laki, Usaid bin Hudhair!” kata Rasulullah SAW.

Usaid ditakdirkan Allah sempat melihat kepemimpinan Khalifah Umar Al-Faruq yang tegas, adil dan bijaksana. Dan pada bulan Sya’ban tahun 20 Hijriyah, ia berpulang keharibaan Allah SWT menyusul syuhada-syuhada yang telah mendahuluinya.

Amirul Mukminin Umar bin Khathab tidak mau ketinggalan turut serta memikul sendiri jenazah tokoh Anshar ini di atas bahunya menuju taman makam syuhada di Baqi.

sumber : 101 Sahabat Nabi karya Hepi Andi Bastoni
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement