Rabu 11 Apr 2018 17:21 WIB

Gus Ipul Antar Jenazah KH Kholilurrahman

Ia adalah ulama yang sengaja

Jusuf Kalla (kiri) menyalami mantan Bupati Pamekasan, KH. Kholilurrahman (kanan), di Pesantren As-Zubair, Pamekasan, Jatim, Rabu (18/6).
Foto: antara
Jusuf Kalla (kiri) menyalami mantan Bupati Pamekasan, KH. Kholilurrahman (kanan), di Pesantren As-Zubair, Pamekasan, Jatim, Rabu (18/6).

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKALAN -- Calon Gubernur Jawa Timur Syaifullah Yusuf (Gus Ipul) bertakziah ke rumah duka almarhum KH Kholilurrahman di Pasantren Shaichona Mohammad Kholil Bangkalan dan ikut mengantar jenazah ke pemakaman, Rabu (11/4).

Gus Ipul tiba di kompleks Pesantren Syaichona Kholil sekitar pukul 08.00 WIB dan langsung menuju tempat disemayamkannya jenazah. Ia sempat menyalati jenazah dan membacakan tahlil.

Saat jenazah diberangkatkan, Gus Ipul juga ikut mengangkat keranda jenazah bersama belasan keluarga dekat almarhum. "Ra Lilur punya karomah, salah satu dzurriyyah Syaichona Kholil. Beliau ulama yang sangat dihormati dan jadi rujukan para ulama dan santri. Dalam berbagai hal, beliau menjadi tempat bertanya banyak pihak," kata Gus Ipul, usai takziyah.

Calon Gubernur Jawa Timur nomor urut 2 ini juga menilai, Ra Lilur sapaan karib almarhum KH Kholilurrahman, merupakan ulama yang sengaja "menjauh" dari hiruk pikuk kepentingan dunia.

Ra Lilur adalah cicit Syaichona Kholil Bangkalan. Kiai karismatik asal Desa Banjar, Bangkalan, ini adalah Putra dari KH Ahmad Tamyiz dan Ny. Romlah.

Ia dikenal sebagian masyarakat sebagai seorang waliyullah jadzdzab, seorang wali yang menjauhi dunia. Tidak seperti kebanyakan kiai lainnya, Ra Lilur lebih sering mengenakan kaos dalam dan celana pendek dengan mengenakan kopiah, meskipun dalam keadaan menerima tamu.

"Beliau zuhud dan menjauhi hiruk pikuk dunia dan memilih tempat terpencil jauh dari gemerlap dunia. Padahal, beliau keturunan ulama besar yang bisa hidup di mana saja," ujarnya.

Gus Ipul yang juga keponakan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ini mengatakan, dirinya beberapa kali bertemu dengan Ra Lulur. "Terakhir bertemu, beliau memberikan doa agar saya selalu kuat memegang amanah," ujarnya.

Ra Lilur meninggal dunia pada Selasa (10/4) malam. Jenazah dimakamkan di pemakaman Syaichona Kholil di Bangkalan, Rabu siang. Sejumlah pejabat teras di lingkungan Pemkab Bangkalan, termasuk para anggota DPRD Bangkalan juga hadir dalam acara pemakaman ulama itu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement