REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Saiful Islam Payage mengutuk puisi "Ibu Indonesia" yang ditulis putri proklamator Bung Karno, Sukmawati. Pasalnya, puisi tersebut dianggap berbau Suku, Agama, Ras, dan Antar Golongan (SARA).
"MUI Papua mengutuk keras atas puisi yang provokatif Sukmawati," ujar Kiai Saiful kepada Republika.co.id, Senin (2/4).
Karena itu, ulama asli Papua ini pun mendorong agar MUI pusat mengambil langkah hukum untuk menindaklanjuti puisi Sukmawati tersebut karena dalam puisinya menyinggung tentang syariat Islam. "Mendorong MUI pusat untuk mengambil proses hukum di Indonesia," ucapnya.
Kiai Saiful menuturkan, masalah-masalah syariat Islam yang sudah ditetapkan oleh Allah tidak bisa dihalang-halangi oleh siapa pun karena syariat itu merupakan sesuatu yang sangat penting dalam ajaran Islam. Karena itu, menurut dia, Indonesia dan agama Islam itu tidak bisa dilepaskan.
"Agama dan negara itu sudah clear, sudah selesai, bahwa kita bangsa Indonesia mempunyai dasar Pancasila. Sila yang pertama itu Ketuhanan yang Maha Esa," katanya.
Artinya, lanjut dia, orang Indonesia itu tidak boleh ateis ataupun komunis dan menganut paham yang tidak mengakui adanya tuhan yang esa. Selain itu, menurut dia, masyarakat juga tidak perlu lagi mempermasalahkan hal-hal yang sifatnya berbau formalitas agama.
"Sekarang itu bagaimana kita berpikir bagaimana mamajukan bangsa Indonesia ini lahir dan batin," jelasnya.
Puisi Sukmawati yang menjadi polemik ini ditulis dan dibacakan Sukmawati dalam acara "Indonesian Fashion Week" menyambut 29 tahun karya Anne Avantie. Sejumlah tokoh wanita Indonesia hadir dalam kegiatan itu, seperti Titiek Puspa, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, juga Ibu Shinta Abdurrahman Wahid.
Berikut puisi Sukmawati yang kontroversial:
Ibu Indonesia
Aku tak tahu Syariat Islam
Yang kutahu sari konde ibu Indonesia sangatlah indah
Lebih cantik dari cadar dirimu
Gerai tekukan rambutnya suci
Sesuci kain pembungkus ujudmu
Rasa ciptanya sangatlah beraneka
Menyatu dengan kodrat alam sekitar
Jari jemarinya berbau getah hutan
Peluh tersentuh angin laut
Lihatlah ibu Indonesia
Saat penglihatanmu semakin asing
Supaya kau dapat mengingat
Kecantikan asli dari bangsamu
Jika kau ingin menjadi cantik, sehat, berbudi, dan kreatif
Selamat datang di duniaku, bumi Ibu Indonesia
Aku tak tahu syariat Islam
Yang kutahu suara kidung Ibu Indonesia, sangatlah elok
Lebih merdu dari alunan adzan mu
Gemulai gerak tarinya adalah ibadah
Semurni irama puja kepada Illahi
Nafas doanya berpadu cipta
Helai demi helai benang tertenun
Lelehan demi lelehan damar mengalun
Canting menggores ayat ayat alam surgawi
Pandanglah Ibu Indonesia
Saat pandanganmu semakin pudar
Supaya kau dapat mengetahui kemolekan sejati dari bangsamu
Sudah sejak dahulu kala riwayat bangsa beradab ini cinta dan hormat kepada ibu Indonesia dan kaumnya.