Kamis 14 Dec 2017 02:53 WIB

Temui ICMI, PDIP Bahas Masalah Kebangsaan dan Keislaman

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Agus Yulianto
Ketua Umum ICMI Jimly Asshiddiqie bersama dengan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto berbincang saat bersilaturahmi di Kantor ICMI, Jakarta, Rabu  (13/12).
Foto: Republika/Prayogi
Ketua Umum ICMI Jimly Asshiddiqie bersama dengan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto berbincang saat bersilaturahmi di Kantor ICMI, Jakarta, Rabu (13/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslimse-Indonesia (ICMI) Jimly Asshiddiqie bersama sejumlah jajaran pengurus menerima kunjungan pengurus DPP PDI Perjuangan seperti Sekretaris Jenderal Hasto Kristiyanto, di kantor ICMI, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (13/12).

Dalam pertemuan tersebut, membahas mengenai berbagai persoalan bangsa saat ini serta upaya bersama menanggulanginya. Jimly mengatakan, untuk memajukan bangsa Indonesia diperlukan dasar keseimbangan antara kebangsaan dan keIslaman.

Jimly menilai, seluruh elemen organisasimasyarakat berlatar keIslaman juga sudah saatnya ikut berkontribusi membangunIndonesia. "Sudah saatnya, ormas Islam mengagendakan niat membangun Indonesia. Ormas Islam harus lebih turut andil," ujar Jimly.

Karena itu, Jimly pun menyambut baik dan menilai positif kunjungan PDI Perjuangan bertemu ICMI guna membahas kondisi bangsa sekaligus bersilaturahmi dengan ormas Islam. Ia berharap, kunjungan ini dapat ditindaklanjuti dengan sejumlah program kerjasama.

Lebih lanjut, ia menilai, pandangan ICMI terhadap masalah kebangsaan saat ini memiliki kesamaan dengan para pengurus PDIP. Salah satunya yakni masalah kerukunan hidup berbangsa dan pengembangan konsep sistem ekonomi pasar Pancasila.

"Ketiga, kita perlu mengadakan evaluasi yang menyeluruhmengenai sistem demokrasi Pancasila yang kita praktikan," kata dia.

Selain itu, juga dibahas masalah ketimpangan masyarakat dalam sosial dan ekonomi serta masalah kemanusiaan global seperti isu Palestina. "Ini jadi concern bersama antara ICMI dan PDIP," tambahnya.

Sementara itu, Hasto menguatakan, kehidupan toleransi berbangsa dan bernegara di Indonesia kini mulai terkikis. Hasto berpendapat, perbedaan selama ini terajadi di Indonesia terasa seolah bukan menjadi pemersatu bangsa lagi.

Padahal, kata Hasto, dalam empat pilar kebangsaan terutama Pancasila, menjelaskan kehidupan yang harus bersatu dalam perbedaan. Karena itu, ia menilai, perlu bersama-sama menjalin dan memperkuat kerukunan.

Hasto mengatakan, PDI Perjuangan pun merasa perlu menggandeng dan bekerja sama dengan ICMI sebab memiliki persamaan dalam pemikiran membangun bangsa berlandaskan Pancasila. Dalam pertemuan ini, tampak hadir pula Wakil Ketua ICMI Priyo Budi Santoso dan Sekretaris Jenderal ICMI M Jafar Hafsah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement