Ahad 10 Dec 2017 09:22 WIB
Arahan Gubernur Anies untuk Pengguna Trans Jakarta

Alhamdulillah...Ada Fasilitas Mushala di Halte Busway

Rep: Novita Intan/ Red: Agus Yulianto
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wakil Gubernur Sandiaga Uno berjalan ketika hendak menaiki bus Transjakarta di Halte Dukuh Atas, Jakarta (Ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wakil Gubernur Sandiaga Uno berjalan ketika hendak menaiki bus Transjakarta di Halte Dukuh Atas, Jakarta (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Jakarta sebagai ibu kota negara Indonesia memiliki berjuta kegiatan. Kota ini seakan tidak pernah tidur. Berbagai kegiatan dari sektor berbeda seakan menjadi magnet bagi semua orang untuk datang ke Jakarta. Entah itu untuk mencari rezeki, berinvestasi, berwisata, belajar dan lain sebagainya.

Sarana transportasi Jakarta pun merupakan salah satu peran penting sebagai penunjang kegiatan di Jakarta. Sebagai ibu kota, tentunya Jakarta memiliki beragam saran transportasi yang memadai.

Bisa dikatakan, sarana transportasi umum di Jakarta, cukup memadai dan menjadi pilihan. Hal ini turut didukung prasarana yang cukup memuaskan baik di stasiun, terminal, halte hingga bandara.

Terakhir ini, PT Trans Jakarta membuat inovasi berupa penambahan prasarana mushala yang terletak di halte busway Karet Jakarta Pusat dan Glodok Jakarta Barat. Sehingga kini, warga ibu kota Jakarta tak perlu khawatir untuk tidak bisa melaksanakan shalat tepat waktu.

Berbekal rasa penasaran, Republika.co.id turut memantau adanya fasilitas tambahan tersebut. Saat menaiki anak tangga jembatan penghubung untuk menuju shelter busway Karet Setiabudi, terdapat spanduk bertuliskan ajakan untuk menyempatkan salat di halte Trans Jakarta.

Terpampang spanduk tulisan tersebut di lorong jembatan dan ruang ibadah. Letak mushola berada di ujung shelter yang ruangannya bisa digunakan sekitar 5-7 orang untuk beribadah.

Mushala tersebut disediakan mukena, sarung, sajadah dan sendal jepit. Terdapat juga tempat untuk mengambil air wudu, tampak rapi dan bersih. Airnya juga mengalir deras dan cukup bersih.

"Mushala ini sudah dua minggu, ramai kalau waktu magrib. Kalau waktu solat lainnya sepi," ucap Tati salah satu petugas Trans Jakarta kepada Republika.co.id, Ahad (10/12).

Adanya mushala diapresiasi oleh pengguna Trans Jakarta. Dyah seorang pegawai swasta mengatakan mushala di halte busway cukup nyaman dan bersih.

"Karena kita semua tahu jalanan Jakarta itu unpredictable, kadang kita bisa prediksi bisa salat di tempat tujuan, tapi nyatanya jalanan macet tanpa diduga. Jadi daripada salatnya lewat, mending mampi dulu di halte yang menyediakan mushola," ucapnya ketika berbincang dengan Republika.

Kendati demikian, kenyamanan mushola di halte busway Karet Setiabudi berbeda dengan di Glodok. Tampak mushala di kawasan tersebut belum tertata rapi dan bersih.

Misalnya saja, tempat wudu di mushala halte Trans Jakarta Glodok tidak berdampingan dengan ruang ibadah. Sehingga warga perlu berjalan sekitar 10 meter untuk berwudu.

"Iya, memang beda mushala di sini dengan yang di Karet. Warga yang mau shalat, ambil wudunya agak jauh dan sempit juga karena gabung dengan toilet," kata Fajar petugas Trans Jakarta.

Namun, menurutnya, kondisi tersebut tidak akan berlangsung lama. Sebab, pihak Trans Jakarta akan menambahkan beberapa fasilitas seperti air PAM.

"Selama ini kan airnya isi ulang, nanti mau diganti, tapi belum tau kapan. Soalnya, di sini juga kekurangan petugas Trans Jakarta, cuma ada saya satu orang," ucapnya.

Sementara Wakil Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta(Wakadishub Pemprov DKI Jakarta), Sigit Wijatmoko, mengatakan, pihaknya ingin memfasilitasi masyarakat untuk bisa lebih mudah melakukan ibadah khususnya shalat magrib dimanapun mereka berada, termasuk bila sedang ada di dalam perjalanan.

"Saat ini baru ada 2 halte TJ yang paling memungkinkan dibuatnya mushala di dalam halte," ujarnya ketika dihubungi Republika.co.id.

Ia menyebut, pihaknya telah berkoordinasi dan lakukan sinergi dengan gedung-gedung perkantoran yang ada di sekitar halte. Sehingga dapat diakses oleh masyarakat atau pelanggan Trans Jakarta. "Tanpa harus membayar lagi saat keluar masuk halte untuk melakukan shalat," ucapnya.

Ke depannya, pihaknya akan menambah mushala di halte busway lainnya, tentu yang luasan areanya memungkinkan untuk membangun mushala.

Sebelumnya, Direktur Utama PT Transjakarta Budi Kaliwono mengatakan, keberadaan mushala ini sesuai arahan dari Gubernur Anies Baswedan. "Intinya kalau arahan dari gubernur yang penting kita menyiapkan tempat. Sehingga saat ada orang ingin melaksanakan ibadah dia punya alternatif, sudah punya jalan keluar untuk menjalankan shalat," kata Budi di Balai Kota, Rabu (6/12).

Secara kapasitas, Budi mengatakan, mushala yang ada di halte tidak bisa menampung dalam jumlah banyak secara bersamaan. Banyaknya pengguna Bus Transjakarta menjadikan mushala harus digunakan bergantian. Karena itu, kata dia, tidak semua halte akan diadakan mushola. "Konsepnya memang nggak semua ada di halte, tapi menyiapkan tempat shalat terdekat," ujar dia.

Budi menyebut, pihaknya akan menggandeng perusahaan-perusahaan di sekitar halte yang memiliki mobilitas pengguna cukup tinggi. "Tunggu, kita bertahap jalannya. Ada beberapa tempat yang mesti kita siapkan. Ada beberapa halte yang deket sekali dengan masjid," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement