Ahad 26 Nov 2017 04:59 WIB

Tiga Hal yang Menggiring Manusia Sampai ke Kuburnya

Rep: Mgrol97/ Red: Agus Yulianto
Makam Baqi di samping Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi.
Foto: Republika/Darmawan/ca
Makam Baqi di samping Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID, Sebuah hadis menyebutkan, tiga hal yang mengiringi manusia sampai ke kuburnya. Ketiga hal itu adalah hartanya (sebagaiman kebiasaan orang Arab), keluarganya, dan perbuatannya. Harta dan keluarganya akan kembali setelah penguburan. Dan yang tinggal bersamanya hanyalah amal perbuantannya.

Dikisahkan dari Buku yang berjudul “Himpunan Fadhilah Amal” karya Maulana Muhammad Zakariyya al-Kandahlawi Rah.a., bahwa suatu ketika Nabi SAW bertanya kepada para sahabatnya, “Tahukah kalian bagaimana perumpamaan kalian dengan sanak saudara kalian, harta kalian, dan amal perbuatan kalian?” Kemudian Nabi SAW bersabda, “Perumpamaannya bagaikan seorang yang memiliki tiga saudara. Menjelang kematiannya, ia memanggil saudara-saudaranya dan berkata, ‘Saudara-saudaraku, kalian telah mengetahui bagaimana keadaanku ini, maka bantuan apakah yang dapat kalian berikan kepadaku?’”

Saudaranya pertama menjawab, “Aku akan menyayangimu, aku akan mengobatimu, dan aku akan melayani segala keperluanmu. Jika kamu meninggal dunia, aku akan memandikanmu, mengkafanimu, dan menguburkanmu. Lalu aku akan senantiasa mengingat kebaikanmu.” Sabda Nabi SAW, “Saudara seperti ini adalah sanak saudara dan keluarganya.”

Kemudian pertanyaan yang sama diajukan kepada saudaranya yang kedua. Lalu dijawab, “Aku akan bersamamu selama engkau masih hidup. Jika kamu meninggal dunia, aku akan pergi kepada yang lain.” Saudaranya ini adalah hartanya.

Kemudian ia memanggil saudaranya yang ketiga dan menanyakan hal yang serupa. Maka dijawab, “Walaupun di dalam kubur, aku akan bersamamu. Akan kutenangkan hatimu jika akan dihisab, dan aku akan memberatkan amalan baikmu.” Saudaranya yang ketiga ini adalah amal shalihnya.

Nabi menanyakan kepada sahabat mengenai saudara mana yang akan mereka pilih. Maka para sahabat menjawab, “Ya Rasulullah, jelas saudara yang terakhir itulah yang kami pilih, yang pertama dan kedua kurang bermanfaat.” (Muntakhab, Kanz)

Amal baik atau buruk seseorang akan tersimpan di dalam kubur bagaikan tersimpan di dalam kotak. Banyak hadis yang menjelaskan bahwa amal baik akan datang berupa seorang yang tampan. Ia akan menjadi sahabat dan menghibur si mayit. Sebaliknya amal buruk akan datang berupa sesuatu yang buruk rupa, busuk, dan hanya akan lebih menyengsarakan mayit.

Kumail ra menceritakan, bahwa pada suatu hari ia dan Ali bin Abi Thalib berjalan hingga tiba di sebuah hutan. Lalu Ali ra mendekati sebuah kuburan sambil berkata, “Wahai penghuni kubur, wahai penghuni tempat sunyi, wahai yang berbau busuk, wahai yang penuh ketakutan. Bagaimanakah kabarmu?” kemudian ia berkata, “ Adapun kabar kami di sini, hartamu telah dibagi-bagikan, anak-anakmu telah menjadi yatim, dan istri-istrimu telah menikah lagi. Inilah berita kami, ceritakanlah sedikit tentang kalian.”

Seraya  menoleh kepada Kumail, ia berkata, “Wahai Kumail, seandaainya mereka boleh dan dapat berbicara, mereka akan berkata bahwa sebaik-baik bekal ialah takwa.” Setelah berkata demikian, ia menangis. “Wahai Kumail, kubur adalah tempat menyimpan amal, dan kita akan menyadari setelah maut menjemput kita.” (Muntakhab, Kanzul-Umal).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement