Selasa 21 Nov 2017 19:45 WIB

Timbuktu, Gerbang Pengetahuan di Afrika

Rep: mgrol98/berbagai sumber/ Red: Agung Sasongko
Masjid Sankore di Timbuktu, Mali.
Foto: National Geographic
Masjid Sankore di Timbuktu, Mali.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perpustakaan dan manuskrip Timbuktu merupakan tempat bersejarah di Afrika. Banyaknya peninggalan manuskrip Islam menjadi sebuah pertanyaan besar. Bagaimana karya semacam itu bisa diakumulasikan dan dipindahkan di kota padang pasir, di tengah Afrika.

Negara-negara Afrika yang terkenal dengan padang pasir, kemiskinan, perang dan kolonisasi mereka. Tetapi berkat Timbuktu yang menyimpan sejarah dan peniggalan Islam mengubah pemikiran terhadap Afrika.

Transisi dari tradisi lisan menjdi tertulis di negara-negara Afrika Barat telah menjadi hasil kegiatan ilmiah. Karena Timbuktu menjadi tempat untuk membeli dan menjual buku. Oleh sebab itu, Timbuktu menghasilkan bisnis baru dari kegiatan tersebut.

Sejak saat itulah Timbuktu menjadi pintu gerbang menuju pengetahuan di Afrika. Banyak buku yang diminta dari orang-orang yang yang datang ke Timbuktu. Mereka diminta untuk mengakses buku-buku ini dari kota-kota yang ada di jalurnya, atau para pedagang diberi daftar buku yang diminta untuk dibawa dari Andalusia, Maghrib, dan Mesir.

Dengan demikian, Timbuktu dan Afrika Barat menjadi tempat yang sangat menarik perhatian. Sehinnga mengundang para ilmuwan dari Granada dan Mesir untuk datang.  Seiring waktu, Timbuktu telah menjadi tempat dimana tidak hanya barang tapi juga ide dan pengetahuan yang dipertukarkan.

Pada masanya, wilayah Timbuktu dan Mali telah menjadi tempat, di mana para pelancong, pedagang, ilmuwan tidak bisa melewatinya.  Di sanalah banyak Madrasah-madrasah didirikan, fondasi kota ilmiah paling penting di Afrika diletakkan dan kota ini seluruhnya dibangun sebagai tempat untuk buku, ilmuwan, dan pedagang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement