Jumat 17 Nov 2017 02:00 WIB

Prinsip Al-Irsyad Islam Wasatiyyah dan Moderat

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Agus Yulianto
Menag Lukman Hakim Saifuddin memberikan sambutan pada Muktamar ke 40 Al Irsyad Al Islamiyyah
Foto: dok. kemenag.go.id
Menag Lukman Hakim Saifuddin memberikan sambutan pada Muktamar ke 40 Al Irsyad Al Islamiyyah

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pimpinan Pusat (PP) Al-Irsyad Al-Islamiyyah menyelenggarakan rangkaian kegiatan Muktamar ke-40 di Hotel Sahira Kota Bogor setelah Muktamar dibuka Presiden Joko Widodo (Jokowi)di Istana Bogor pada Kamis (16/11) pagi. Ketua Umum PP Al-Irsyad Al-Islamiyyah, KH Abdullah Djaidi beserta para peserta Muktamar juga melakukan dialog dengan presiden di Istana Bogor.

KH Abdullah mengatakan, Al-Irsyad menyampaikan kepada presiden tentang Ormas Al-Irsyad yang telah berdiri sejak 1914. Ormas yang sudah berusia 103 tahun telah berkontribusi dan berpartisipasi untuk Negara Indonesia. Khususnya di bidang dakwah, sosial dan pendidikan.

"Ormas Al-Irsyad prinsip, visi dan misinya selalu mengacu sebagai Islam yang wasatiyyah dan moderat, Islam yang santun dan rahmatan lil alamin," kata KH Abdullah kepada Republika.co.id di Hotel Sahira, Kamis (16/11)

Dikatakannya, Al-Irsyad mengacu pada Islam yang mengutamakan persatuan dan kesatuan serta mengutamakan toleransi dalam kehidupan. Sehingga, Al-Irsyad menjadi satu hal yang sangat strategis dalam menyatukan kekauatan umat dan Bangsa Indonesia.

KH Abdullah menyampaikan, Al-Irsyad akan senantiasa bekerjasama dengan pemerintah khususnya dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Untuk dapat mewujudkan cita-cita Al-Irsyad memperbaiki kondisi pendidikan di Indonesia. Guna menyiapkan generasi masa depan yang tidak sekedar berilmu pengetahuan, tetapi juga memiliki akhlak dan budi pekerti yang baik.

"Sehingga, ilmunya akan sangat bermanfaat dalam penerapannya di kehidupan bermasyarakat," ujarnya.

Disampaikan juga kepada presiden, Al-Irsyad sangat mendukung Perpres Penguatan Pendidikan Karakter. Al-Irsyad akan memasukkan penguatan pendidikan karakter ke dalam kurikulum sekolah-sekolah milik Al-Irsyad.

Al-Irsyad juga menegaskan sebagai Ormas Islam yang tidak berafiliasi kepada partai politik manapun. Juga tidak terlibat politik praktis dalam melaksanakan program-program Al-Irsyad di bidang pendidikan, dakwah dan sosial.

Sementara itu, berkenaan dengan calon ketua umum Al-Irsyad, KH Abdullah menjelaskan, Al-Irsyad sebagai Ormas Islam tidak seperti partai politik. Di Al-Irsyad biasanya para calon malu-malu dan tidak mau mencalonkan diri sendiri.

Sehingga, kalau ditanyakan siapa yang bersedia menjadi ketua umum, bisanya tidak ada yang mau mencalonkan diri sendiri. Walau pun banyak yang punya kemampuan untuk menjadi ketua umum.

"Jadi, nanti calon-calon diserahkan kepada para Muktamirin, yang melihat siapa yang punya kemampuan, yang nanti dicalonkan sebagai calon ketua umum yang akan datang," ujarnya.

I

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement