Rabu 16 Aug 2017 18:21 WIB

Aisyah, Wanita Cerdas dan Beruntung

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Agung Sasongko
Jamaah dari berbagai penjuru dunia mendatangi Masjid Quba, Madinah, Arab Saudi, pada Senin (7/8).
Foto: Republika/Ani Nursalikah
Jamaah dari berbagai penjuru dunia mendatangi Masjid Quba, Madinah, Arab Saudi, pada Senin (7/8).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Aisyah RA merupakan wanita cerdas dan beruntung. Kebersamaan dengan sosok Rasulullah SAW merupakan upaya be lajar sepanjang hayat sebagai Muslimah. Saat salah seorang sahabat bertanya, seperti apakah akhlak Rasulullah SAW. `Aisyah menyebutkan, Rasulullah SAW adalah `Alquran berjalan'. Akhlak Nabi Muhammad SAW adalah sesuai Alquran.

Suatu malam, Aisyah RA begitu heran mendapati suaminya shalat sunah berpuluh rakaat. Bahkan, kaki Rasulullah tampak bengkak-bengkak karena terlalu memaksakan diri. Aisyah pun sempat bertanya, Mengapa engkau melakukan ini, ya Rasulullah? Bukankah eng kau sudah dijamin masuk surga kelak oleh Allah? Apa jawab beliau? Rasulullah SAW dengan nada haru berkata, ibadah shalat ini sebagai upayanya memanjatkan rasa syukur kepada Allah.

Kitab Durratun Nashihin meriwayatkan kisah bagaimana Rasulullah SAW dan Aisyah berumah tangga. Suatu malam, Rasulullah SAW memutuskan untuk beranjak dari tempat tidurnya. Di sisinya, Aisyah masih terbaring dalam lelap.

Namun, suara ranjang yang berdenyit membuka mata Aisyah. Perempuan itu mendapati suaminya tidak lagi berbaring di sampingnya. Karena heran, `Aisyah lantas diam-diam keluar dari kamarnya. Rasulullah SAW tahu bahwa istrinya itu sedang menguntitnya dari belakang.

Ia lantas berhenti di bagian rumah yang cu kup gelap. Ketika Aisyah melewatinya, dengan perlahan Rasulullah SAW menegur, Engkau hendak ke mana, wahai Aisyah? Yang ditanya pun terkejut. Dengan malu-malu, `Aisyah berupaya menutupi ke curigaannya. Rasulullah SAW pun dapat menebak perasaan istrinya itu. Dengan tersipu, `Aisyah mengakui keheranannya, Bagaimana mungkin tidak curiga, wahai suamiku, engkau pergi dari kamar tanpa permisi.

Rasulullah SAW menasihati istrinya itu. Itu berarti engkau telah dihinggapi setan. Padahal, tujuanku agar engkau bisa beristirahat dengan tenang. Sebab, aku mendapatkan giliran ronda berjaga ma lam ini, kata Rasulullah SAW menjelaskan alasannya. `Aisyah cukup tersentak, Apakah mungkin seorang istri utusan Allah juga dihinggapi setan?

Rasulullah menjawab, 'Sesungguhnya setan itu mengalir dalam diri manusia mengikuti urat darahnya. Dijadi kannya dada manusia itu sebagai markasnya. Kecuali, orang-orang yang dilindungi Allah. `Aisyah bertanya lagi, siapa sajakah yang termasuk mendapatkan perlindungan Allah. Rasulullah SAW menerangkan, mereka adalah orang beriman yang memohon perlindunganNya dari jebakan setan.

Rumah tangga Rasulullah SAW dengan `Aisyah RA bukan tanpa goncangan. Bencana datang ketika `Aisyah ditimpa fitnah berselingkuh dengan seorang sahabat Rasulullah SAW. Wajah muram meliputi beliau. Batin `Aisyah bagaikan tercabik-cabik lantaran fitnah keji itu, yang diembuskan kaum munafik pimpinan Abdullah bin Ubay bin Salul.

Namun, Rasulullah SAW tidak pernah sekalipun menjatuhkan tudingan nista kepada istri-istrinya. Nabi SAW lantas memanjatkan doa dan memohon pe tunjuk kepada Allah SWT. Akhirnya, Allah SWT menurunkan bantahan terkait fitnah itu. Turunnya Alquran surah an-Nuur ayat 11 merupakan konteks demikian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement