Sabtu 12 Aug 2017 22:56 WIB

Pengaruh Budaya Cham di Indonesia

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Agung Sasongko
Muslim Cham di Masjid Jamiul Nia Mah
Foto: amirul hasan
Muslim Cham di Masjid Jamiul Nia Mah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa bukti yang diperoleh dari penelitian linguistik di sekitar Aceh menunjukkan, pengaruh budaya Campa di Indonesia sangatlah kuat. Fakta tersebut dapat dilihat dari penggunaan bahasa Aceh-Chamik sebagai bahasa utama di daerah-daerah pesisir, seperti Aceh Besar, Pidie, Bireuen, Aceh Utara, Kota Lhokseumawe, Aceh Timur, Aceh Barat, Aceh Barat Daya, dan Aceh Jaya.

Naskah Indonesia dari abad ke-15 menunjukkan, salah seorang Putri Campa beragama Islam bernama Darawati menikah dengan penguasa ketujuh Majapahit yang merupakan penganut ajaran Siwa-Budha, Prabu Brawijaya.

Tujuan pernikahan itu sendiri adalah untuk mengislamkan Kerajaan Majapahit. Hari ini, makam Darawati dapat ditemukan di Trowulan, Jawa Timur, yang dianggap sebagai bekas ibu kota Majapahit. 

Sementara, orang-orang Minangkabau di Sumatra Barat meyakini bahwa salah satu nenek moyang mereka yang bergelar Harimau Campo berasal dari negeri Campa. Menurut Tambo, Harimau Campo bersama-sama dengan Datuak Suri Dirajo (salah satu pendiri Minangkabau), Kambiang Hutan, dan Anjiang Mualim menciptakan konsep dasar dari bela diri tradisional Minangkabau yang disebut silek (silat).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement