Ahad 06 Aug 2017 11:56 WIB

RPH Giwangan Usulkan Pemotongan Hewan Kurban Gratis

Petugas memberikan pakan sapi di Rumah Potong Hewan (RPH). ilustrasi
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Petugas memberikan pakan sapi di Rumah Potong Hewan (RPH). ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Rumah Pemotongan Hewan Giwangan Yogyakarta mengusulkan layanan pemotongan hewan kurban pada saat Idul Adha tahun ini tidak dibebani biaya retribusi atau gratis sebagai bentuk layanan publik ke masyarakat.

"Usulan ini sudah saya sampaikan ke Pemerintah Kota Yogyakarta yaitu ke wali kota. Mudah-mudahan dapat direalisasikan," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta Sugeng Darmanto di Yogyakarta, Ahad (6/8).

Selama ini, Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Giwangan melayani pemotongan hewan untuk kepentingan komersial atau layanan pemotongan sapi dan ternak lain yang kemudian dagingnya dijual kembali. "Karena saat Idul Adha kami juga membuka layanan pemotongan hewan kurban dan bukan untuk kepentingan komersial, maka kami mengusulkan agar layanan ini digratiskan," kata Sugeng.

Layanan pemotongan hewan kurban tersebut, lanjut dia, juga hanya akan dilakukan hingga berakhirnya hari tasyrik atau hingga tiga hari setelah perayaan Idul Adha. Hingga saat ini, lanjut Sugeng, sudah ada 41 hewan kurban yang didaftarkan untuk bisa dipotong di RPH Giwangan pada saat Idul Adha. Jumlah tersebut lebih dari dua kali lipat dibanding rata-rata sapi yang dipotong di RPH tersebut setiap harinya.

Sugeng menyebut, kemampuan RPH Giwangan adalah memotong 30 ekor sapi per hari. "Petugas kami di RPH pasti akan sangat kewalahan. Apalagi, Idul Adha jatuh pada hari Jumat dan rata-rata warga meminta agar daging sudah bisa dibagikan selepas Salat Jumat," katanya.

Meskipun demikian, Sugeng tetap optimistis layanan pemotongan hewan kurban bisa dilakukan secara maksimal. Ia sudah menyiapkan tim yang terdiri dari 35 petugas pemotongan hewan, tiga di antaranya adalah juru sembelih yang sudah memiliki sertifikasi sebagai juru sembelih halal.

RPH Giwangan memiliki dua jalur pemotongan dan daging yang akan diberikan kepada warga masih dalam bentuk karkas. "Mereka yang kemudian membagi daging sesuai kebutuhan," katanya.

Masyarakat yang masih membutuhkan layanan pemotongan di RPH Giwangan akan disarankan untuk memilih hari lain. "Dimungkinkan akan ada lebih dari 100 ekor hewan kurban yang akan dipotong di RPH Giwangan," katanya.

Sugeng menambahkan, warga yang memanfaatkan layanan pemotongan hewan kurban di RPH Giwangan biasanya tidak memiliki lahan yang cukup untuk melakukan pemotongan. Selama Idul Adha dan hari tasyrik, RPH Giwangan tetap akan memberikan pelayanan pemotongan sapi untuk pedagang.

"Jumlahnya biasanya berkurang dari 17 ekor menjadi lima ekor saja," katanya.

Selain itu, petugas dari Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta juga akan melakukan pengawasan ke sejumlah pasar hewan musiman. Pengawasan dilakukan untuk memantau kesehatan hewan kurban yang diperjualbelikan.

Hewan yang dinyatakan sehat akan diberi label dan hewan yang sakit disarankan untuk tidak dijual ke konsumen. "Dari pengalaman tahun lalu, penyakit yang biasanya diderita adalah cacing hati. Temuan itu biasanya terjadi saat hewan kurban disembelih," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement