Sabtu 22 Jul 2017 12:52 WIB

Mengenal Cara Berpikir Syeikh Nawawi yang Sangat Indonesia

Rep: Muhyiddin/ Red: Agus Yulianto
Kiai Maruf Amin
Foto: ROL
Kiai Maruf Amin

REPUBLIKA.CO.ID, BANTEN -- Pengasuh Pondok Pesantren An Nawawi Dr KH Ma'ruf Amin mengatakan, bahwa salah satu ulama besar yang lahir di Idnonesia, Syeikh Nawawi Al Bantani merupakan ulama yang memiliki pemikiran moderat dan sangat Indonesia. Karena itu, Kiai Ma'ru ingin agar Syeikh Nawawi menjadi rol model bagi umat Indonesia.

“Jadi, cara berpikirnya itu memang sangat Indonesia, kalau bahasa dulunya itu sangat Jawa. Artinya, Islam yang bisa hidup di tanah air Indonesia, sehingga tidak terjadi benturan-benturan. Nah, jadi yang tidak hanya tekstual tapi juga kontekstual,” saat ditemui Republika.co.id di Pondok Pesantren An Nawawi, Tanara, Serang, Banten, Sabtu (22/7) dini hari.

Kiai Ma'ruf menuturkan, dengan pemahamannya yang sangat moderat dan keilmuannya yang diakui oleh dunia, Syeikh Nawawi juga mampu menyemai murid-murid yang selanjutnya mampu mensyiarkan ajaran agama Islam. Bahkan, menurut dia, Syeikh Nawawi mampu mengakomodir berbagai kebiasaan-kebiasaan dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

“Karena itu, kita ingin menjadikan sosok Syeikh Nawawi sebagai model, sebagai percontohan, sebagai teladan,” ucap Ketua Umum MUI Pusat tersebut.

Ia mengatakan bahwa Syeikh Nawawi juga bisa disebut ulama yang menanamkan benih-benih lahirnya Islam Nusantara atau Islam Rahmatal lil Alamin di Indonesia. Bahkan, menurut dia, pemikirannya bisa menjadi rujukan dalam meningkatkan toleransi dalam kehidupan beragama di Indonesia.

“Tetapi tentu walaupu itu toleran, harus metodologis kan, karena itu dia membatasi samapai empat madzhab itu, cara berpikir itu boleh mengikuti salah satu dari empat madzhab itu, tanpa harus saling menyalahkan. Boleh memilih,” katanya.

Selain itu, tambah dia, Syeikh Nawawi juga merupakan ulama yang mempunyai semangat tinggi dalam mencari ilmu pengetahuan. Pasalnya, ia belajar di Makkah pada saat transportasi di Indonesia justru masih sulit, tidak seperti sekarang ini.

“Beliau itu bisa begitu hebat di dalam suasana yang dulu orang ke Makkah saja naik apa, cara belajarnya juga sangat sederhana, tapi berjuang dan mampu menggapai prestasi yang begitu tinggi. Ini kan luar biasa, jadi ada semangat juanganya tinggi sekali, ini menjadi pelajaran bagi generasi kita,” ujar Kiai Ma'ruf.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement