Jumat 21 Jul 2017 13:04 WIB

Mushala akan Dibongkar, Proyek Kereta Bandara Tuai Polemik

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Agus Yulianto
Anak-anak bermain di sekitar proyek pembangunan rel kereta api bandara (Ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Anak-anak bermain di sekitar proyek pembangunan rel kereta api bandara (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Proses pembebasan lahan terkait proyek Kereta Bandara Soekarno Hatta, Tangerang menimbulkan masalah baru. Mushola Ar Rahman yang lahannya akan dibebaskan menuai polemik dari masyarakat sekitar.

Rumah ibadah tersebut berlokasi di RT 04 / RW 07 Kelurahan Tanah Tinggi, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang. Emosi warga memuncak ketika mendengar bahwa Mushola tersebut akan dibongkar. Pembangunan pesat terlihat dalam progres proyek Kereta Bandara.

Hampir semua bidang yang lahannya dibebaskan sudah dibongkar, kecuali rumah ibadah ini yang lokasinya persis di samping Sekolah Madrasah. Di lokasi tersebut pembangunan akses jalur Kereta Bandara sudah tampak.

Alat-alat berat dan para pekerja tampak sibuk merampungkan proyek itu. Kendati demikian warga sekitar menolak keras, jika Mushola Ar Rahman ini tergerus dalam pembangunan Kereta Bandara.

Beberapa spanduk berisi penolakan terpampang di dinding rumah ibadah tersebut. Satu dari masyarakat setempat bahkan mengancam akan menggelar aksi skala besar - besaran bila Mushola ini dirobohkan.

"Harus ada penggantinya dulu kalau mau digusur. Jangan sembarangan main roboh-robohin aja. Mushola ini dibangun dari urunan warga sini. Kami tetap mempertahankannya," ujar Jiki (29 tahun) satu dari warga sekitar saat ditemui di Tanah Tinggi, Tangerang, Kamis (20/7).

Ketua Yayasan Madrasah yang sekolahnya berada berhimpitan dengan Mushola itu juga memberikan penjelasan terkait polemik ini. "Sekolah sama Mushola ini memang satu paket bidang yang dibebaskan lahannya untuk pembangunan Kereta Bandara. Sekolah sudah dibongkar dan dicari pengganti relokasinya, tapi Mushola mendapat penolakan dari masyarakat," ucap Ketua Yayasan Madrasah, Surdada.

Menurut Surdada, PT KAI sudah memberikan ganti rugi terkait proses pembebasan itu. Pihak PT KAI merelokasi dan membangun Sekolah Madrasah di wilayah RW 11 Komplek Guruminda, Tanah Tinggi, Tangerang.

"Sekolah sudah mulai dibangun. Desainnya sudah ada. Ada dua lantai kelas dan atasnya lagi Mushola," katanya.

Surdada mengungkapkan, warga enggan jika Mushola ini digusur dan harus terlebih dahulu mencari penggantinya. Masyarakat meminta agar pengganti rumah ibadah itu harus didirikan di lingkungan RW 07, Tanah Tinggi, Tangerang.

"Kalau pindahnya di Komplek Guru Minda itu kejauhan. Lagi juga masyarakat punya bukti surat tanah dan melakukan pembangunan Mushola Ar Rahman sudah sejak lama. Sampai sekarang PT KAI belum membongkar karena mendapat perlawanan dari warga," paparnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement