Senin 15 May 2017 17:21 WIB

Sang Pembalas Makar

Rep: A Syalaby Ichsan/ Red: Agung Sasongko
Makar (Ilustrasi)
Foto: Republika/Mardiah
Makar (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kata makar menjadi istilah hangat di Tanah Air. Polisi menuding adanya tokoh penggerak upaya makar terhadap pemerintahan yang sah. Penyebabnya tidak lain disulut oleh rentetan aksi bela Islam yang sempat menjadi fenomena di negeri ini.

Makar dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia  bermakna akal busuk; tipu muslihat. Makar juga disebut sebagai perbuatan (usaha) dengan maksud hendak menyerang (membunuh) orang. Terakhir, makar dijelaskan sebagai perbuatan (usaha) menjatuhkan pemerintah yang sah.

Ternyata, kata makar diserap dari Bahasa Arab. Banyak ulama mengartikan makar sebagai tipu daya. Allah SWT pun tidak jarang menyebut kata makar di dalam Alquran. Di antaranya, QS Ali Imran:54.  Ayat tersebut bermakna "Mereka melakukan makar (tipu daya), dan Allah membalas makar (tipu daya) mereka itu. Dan Allah sebaik-baiknya Pembalas makar  (tipu daya)." 

Ayat ini bicara dalam konteks kisah Nabi Isa AS yang merasakan banyaknya orang ingkar di antara Bani Israil. Karena itu, Isa pun mencari penolong-penolong agama Allah yang disebut dengan Hawariyyun. Artinya, sangat putih atau cahaya murni.

Merekalah para sahabat Nabi Isa yang memiliki hati tulus, bersih dan dipenuhi keimanan yang murni. Beberapa riwayat menjelaskan mereka hanya berjumlah 12 orang. Karena itu, Nabi Isa mencari mereka.

Akan tetapi, makar yang dilakukan orang-orang ingkar tetap terjadi. Bermacam-macam tuduhan mereka sampaikan kepada Nabi Isa.

Mereka menuduh ibunya berhubungan seks. Padahal, Maryam adalah wanita suci. Mereka juga menuduh Isa melakukan kebohongan dan khurafat. Mereka pun berupaya untuk membunuh Nabi Isa AS. Lantas, Allah SWT pun mengatakan, akan membalas makar itu. 

Kata asli tipu daya dalam kalimat itu, yakni makar. Quraish Shihab dalam tafsir Al Mishbah menjelaskan, kata makar dalam bahasa Alquran adalah mengalihkan pihak lain dari apa yang dikehendaki dengan cara tersembunyi atau tipu daya. Menurut Quraish Shihab, makar ada dua macam. Makar baik dan makar buruk. 'Makar yang buruk tidak akan menimpa selain orang-orang yang merencanakannya sendiri.' (QS Fathir:43). 

Jika musuh-musuh Nabi Isa Alaihissalam melakukan makar, Allah pun melakukan makar. Namun, tujuannya baik. Yakni menghalangi rencana makar mereka. Karena itu, Allah adalah sebaik-baik Pembalas tipu daya. Dia yang Maha Perkasa tak pernah terkalahkan.

Allah mengulur para penipu dan membiarkan mereka melanjutkan rencananya. Namun, ketika tiba masa pelaksanaan, Dia membatalkan maksud mereka. Pada akhirnya, Allah pun memenangkan rasul-Nya dan menyiksa musuh-musuh-Nya. 

 Ayat-ayat tentang makar bertebaran di dalam Alquran. Bisa dicek di dalam QS Ibrahim: 46, QS Ar-Ra'du:42, QS Yusuf:102. Di dalam konteks sejarah Rasulullah SAW, Allah berfirman dalam QS Al Anfal: 30. "Dan (ingatlah) ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap, memenjarakan, atau membunuhmu atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya (makar) dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Allah sebaik-baiknya pembalas tipu daya."

Said Quthb dalam Fizhilalil Quran menjelaskan, ayat ini mengingatkan apa yang terjadi di Makkah. Kaum Muslimin diceritakan kembali bagaimana rencana tipu daya kaum musyrikin kepada Rasulullah SAW sebagai bekal untuk menghadapi dan mengalahkan mereka. Bukan sekadar selamat dari rencana tipu daya mereka. 

Mereka telah berupaya untuk mengusir atau membunuh Rasulullah dengan menugaskan pemuda-pemuda dari beberapa kabilah. Pada satu malam, kaum Quraisy berunding di satu tempat di Makkah. Sebagian dari mereka berkata untuk mengikat Nabi, sebagian lainnya membunuh, ada juga yang berkata usir. Allah pun memberitahukan semua itu kepada Rasulullah sehingga Nabi pergi ke gua. Nabi pun meninggalkan Ali bin Abi Thalib sebagai pengganti sehingga dikira Nabi. 

Saat mereka menyergap Nabi, ternyata pemuda-pemuda itu mendapati Ali. Mereka pun beranjak untuk menelusuri jejak Nabi. Mereka melihat gua Tsur dan hendak menginspeksi ke dalam gua itu. Hanya, mereka membatalkan rencananya karena melihat di gua itu ada sarang laba-laba. Padahal, Nabi dan Abu Bakar As Shiddiq sedang bersembunyi di gua itu hingga berlanjut sampai tiga malam. 

Said Quthb menjelaskan, Alquran mendeskripsikan kejadian ini sekaligus menghinakan mereka. Manusia-manusia gagah perkasa hanyalah makhluk lemah dibandingkan kekuasaan Allah Yang Mahaperkasa. Dialah Yang memberlakukan urusan-Nya tanpa ada yang mampu menghalangi karena Dia Maha meliputi segala sesuatu. Makar pun dikatakan hingga tiga kali di beberapa surah dalam Alquran. Tidak lain sebagai penegasan bahwa Allah SWT merupakan sebaik-baik pengatur makar.  Wallahualam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement