Ahad 05 Mar 2017 15:37 WIB

Ini Penjelasan Polisi Soal Insiden Khalid Basalamah

Rep: Christiyaningsih/ Red: Joko Sadewo
Polri, ilustrasi
Polri, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SIDOARJO -- Kapolresta Sidoarjo Kombespol Anwar Nasir menegaskan pihaknya sudah menyarankan agar Khalid Basalamah tak berceramah pada pengajian Sabtu (5/3) pagi di Masjid Shalahudin Sidoarjo. Saran itu disampaikan karena adanya penolakan dari GP Ansor Sidoarjo.

Penolakan tak hanya kali ini terjadi. Pada beberapa pengajian lain di Gresik, Surabaya, dan Mojokerto sekelompok masyarakat juga menolak kehadiran Khalid Basalamah. "Menurut mereka isi ceramah Khalid mendiskreditkan amaliyah Nadhatul Ulama," kata Anwar kepada Republika.co.id, Ahad (5/3).

Di sisi lain, polisi tidak bisa melarang siapapun yang ingin beribadah atau mengadakan pengajian. "Pada prinsipnya kami menjamin kebebasan beribadah, namun karena ada penolakan dari GP Ansor maka disarankan penceramah diganti ustadz lain," imbuhnya. Sebelumnya Khalid Basalamah dijadwalkan mengisi pengajian pagi dan tabligh akbar yang digelar ba'da magrib.

Walau kedua belah pihak sudah berdialog namun pada kenyataannya panitia tetap menghadirkan Khalid Basalamah. Khalid tetap mengisi pengajian yang diadakan di Masjid Shalahudin Perumahan Puri Surya Jaya Land Kecamatan Gedangan Sidoarjo.

Pengajian yang dimulai pukul 09.00 WIB itu pun sempat diwarnai ketegangan lantaran sekitar seratus anggota GP Ansor mendatangi masjid. Tapi Anwar menegaskan tidak ada pembubaran jamaah pengajian. Jamaah tetap di masjid karena panitia hanya meminta Khalid menghentikan ceramah.

Apabila muncul protes dari kalangan jamaah, menurut Anwar, itu adalah sesuatu yang wajar. Apalagi jamaah yang hadir pada saat itu banyak yang berasal dari luar kota. "Kemarin yang tidak jadi melihat Khalid Basalamah di Gresik, Mojokerto, Surabaya, dan kota-kota lain sengaja datang ke Sidoarjo," jelas Anwar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement