Ahad 29 Jan 2017 19:43 WIB

Anggota Muslim Kongres AS Serukan Aksi Massa untuk Hentikan Kebijakan Trump

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Agus Yulianto
Foto dan potret Muslimah Amerika, Munira Ahmed yang menjadi simbol perlawanan terhadap Presiden Donald Trump.
Foto: Ridwan Adhami, Shepard Fairey
Foto dan potret Muslimah Amerika, Munira Ahmed yang menjadi simbol perlawanan terhadap Presiden Donald Trump.

REPUBLIKA.CO.ID, HOUSTON - Keith Ellison, anggota Kongres Partai Demokrat dari Minnesota, menyerukan aksi massa untuk menentang kebijakan eksekutif Presiden Donald Trump yang membatasi imigran Muslim. Ellison merupakan Muslim pertama yang bergabung dengan Kongres AS pada 2007 lalu.

"Sudah waktunya bagi kita untuk aktif terlibat, memilih, dan mengatur. Trump harus dihentikan dan kekuatan rakyat adalah satu-satunya yang kita miliki untuk membuatnya berhenti. Kita perlu aksi massa. Kita membutuhkannya di seluruh negeri. Kita membutuhkannya di Texas. Kita membutuhkannya di DC. Kita membutuhkannya di Minnesota," ujar Ellison, yang berada di Houston untuk mengkampanyekan dirinya sebagai ketua Komite Nasional Demokrat, Sabtu (28/1), dilansir The Washington Post.

Ellison merupakan anggota Kongres yang paling vokal menentang penghentian sementara pemberian visa untuk tujuh negara mayoritas Muslim dan penghentian sementara penerimaan pengungsi ke AS. Sebelum menuju Houston, ia sempat bergabung dengan aksi unjuk rasa di Miami-Dade untuk menentang tindakan keras Trump terhadap pengungsi.

"Saya pernah mendengar cerita dari orang-orang yang sedang dalam perjalanan ke Minnesota dan perjalanan mereka dihentikan di perbatasan. Ini merupakan penghinaan mutlak bagi Amerika sebagai bangsa yang banyak memberikan perlindungan kepada orang-orang yang menderita. Kebijakan tersebut pada dasarnya mengirimkan sinyal kepada orang-orang yang membenci negara ini untuk menebar kebencian dan sentimen anti-Amerika," kata dia.

Sementara, tidak ada anggota Kongres dari Partai Republik yang menentang kebijakan eksekutif Trump. Ellison mengatakan, rekan-rekannya dari Partai Republik telah menentang kebijakan terkait Muslim dan pengungsi sejak sebelum pemilu 2016.

"Ketua Republik Paul Ryan telah mengatakan, menggunakan agama sebagai kriteria untuk memperlakukan orang di Amerika adalah hal yang salah. Yah, Trump mengatakan ia ingin melarang Muslim. Kami tidak bisa mentolerir itu," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement