Sabtu 07 Jan 2017 15:40 WIB

Keistimewaan Amal Saleh

Rep: A Syalaby Ichsan/ Red: Agung Sasongko
Memperbanyak shalat sunnah salah satu amal saleh yang disyariatkan pada 10 hari pertama Dzulhijjah.
Foto: www.ramadhanislam.wordpress.com
Memperbanyak shalat sunnah salah satu amal saleh yang disyariatkan pada 10 hari pertama Dzulhijjah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Keistimewaan amal saleh akan menjadikan manusia mulia di sisi Allah dan makhluknya. Jika dia telah wafat, beberapa amal saleh yang sudah dikerjakan semasa hidup tetap akan dihitung sebagai pahala. "Jika seseorang meninggal dunia, terputuslah amalannya kecuali tiga perkara yaitu: sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau doa anak yang sholeh" (HR Muslim no 1631).

Di dalam riwayat lain,  Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya di antara amal kebaikan yang mendatangkan pahala setelah orang yang melakukannya wafat ialah ilmu yang disebar¬luaskannya, anak saleh yang ditinggalkannya, mushaf (kitab-kitab keagamaan) yang diwariskannya, masjid yang dibangunnya, rumah yang dibangunnya untuk penginapan orang yang sedang dalam perjalanan. Sungai yang dialirkannya untuk kepentingan orang banyak, dan harta yang disedekahkannya." (HR Ibnu Majah).

Amat banyak contoh diwariskan  para pendahulu kaum Muslimin yang berstatus amalan tak terputus. Hotel Utsman bin Affan di Madinah, misalnya. Hotel dengan 15 lantai ini merupakan hasil pengembangan wakaf Sayyidina Utsman terhadap kebun kurma yang berawal dari wakaf terhadap sebuah sumur milik orang Yahudi. Pada zaman Turki Utsmani, kebun kurma itu berhasil dikelola dengan baik. Hasilnya pun dibagi menjadi dua. Setengah untuk kemaslahatan umat, setengah lagi disimpan sebagai tabungan.

Kini, tabungan yang sudah berusia lebih dari seribu tahun ini dikelola Kementerian Wakaf Arab Saudi. Dengan dana wakaf dari tabungan itu, pemerintah membeli lahan di daerah markaziah, kawasan di sekitar Madinah. Daerah ini yang sekarang dijadikan tempat pembangunan Hotel Utsman bin Affan.

Ilmuwan-ilmuwan jenius Muslim abad pertengahan merupakan contoh lain. Mereka menemukan begitu banyak teori yang sampai kini  masih dipakai manusia. Kembali lagi ke almarhum Kang Daman, meski tak ada teori yang disumbangkan oleh alumnus Pondok Modern Gontor itu, kebermanfaatan yang disampaikan almarhum kepada umat sungguh terasa. Mungkin tidak ada tepuk tangan saat dia hidup. Namun, semua ilmu yang disampaikan Kang Daman, semoga dinilai Allah SWT sebagai amal yang tidak terputus.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement