Selasa 29 Nov 2016 14:28 WIB

Charity Day dari Siswa-Siswi untuk Palestina dan Rohingya

Rep: Fuji E Permana/ Red: Damanhuri Zuhri
Seorang gadis Palestina memanggul senjata kalashnikov di Kota Gaza
Foto: All That is Interesting
Seorang gadis Palestina memanggul senjata kalashnikov di Kota Gaza

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jakarta Islamic School (JISc) menggelar acara Charity Day untuk Palestina dan Rohingya di lapangan JISc, Kompleks Kodam, Kalimalang, Jakarta, Selasa (29/11). Acara Charity Day tersebut murni hasil kreatifitas siswa dan siswi JISc serta Jakarta Islamic Boy Boarding School (JIBBS). 

Founder dan Conceptor JISc, Fifi Proklawati Jubilea mengatakan, Charity Day bagian dari kegiatan sosial siswa dan siswi JISc. Melalui kegiatan tersebut diharapkan dapat meningkatkan kepedulian dan mengedukasi siswa dan siswi. "Agar tumbuh kepedulian mereka terhadap saudara-sudaranya di Palestina, Syria dan Rohingya," kata Fifi kepada Republika, Selasa (29/11).

Ia menerangkan, melalui Charity Day juga mengajarkan anak-anak untuk berkreativitas. Kegiatan sosial tersebut dikemas secara berbeda dan murni hasil kreativitas siswa dan siswi. Charity Day tahun ini dihadiri 3.000 siswa dan siswi dari seluruh cabang.

Ia mengungkapkan, saat acara Charity Day JISc ada yang menyumbangkan uang sampai sebesar Rp 10 juta untuk Palestina dan Rohingya. Ada juga yang menyumbang berbentuk barang. Barang tersebut dilelang, kemudian uangnya digunakan untuk membantu Palestina dan Rohingya. "Bahkan Opick (penyanyi lagu-lagu religi Islami) juga secara khusus datang ke JISc untuk memeriahkan Charity Day," ujarnya.

Siswa Kelas 9 dari JIBBs, Zaki mengatakan, sumbangan yang dihimpun teman-teman JISc dan JIBBs akan disalurkan ke Gaza dan Rohingya. Menurutnya, uang yang dikumpulkan bersama teman-teman JISc bisa digunakan untuk membeli makanan di Gaza. Juga bisa dipakai untuk melindungi Muslim di Gaza. "Bisa dipakai untuk membeli makanan dan senjata untuk melindungi Kota Gaza," ujarnya.

Di dalam kegiatan sosial tersebut, anak-anak yang masih duduk di bangku SMP dan SMU membuat sejumlah permainan untuk anak-anak di bawah umur seperti di dufan. Mereka membuat haunted house, kolam bola, kolam chiki-chiki berkuda, menembak bebek mainan yang berenang di kolam, drama boneka dan lain-lain.

Fifi menambahkan, anak-anak dari Sekolah Dasar (SD) dan Taman Kanak-kanak (TK) mengikuti berbagai permainan yang disediakan siswa dan siswi JISc. "Tapi mereka bayar, uangnya digunakan untuk infaq kepada Rohingya dan Palestina," jelasnya.

Anak-anak yang masuk ke berbagai wahana permainan menggunakan uang dinar. Keuntungan dari berbagai wahana permainan dan booth lainnya 100 persen akan didonasikan untuk Palestina dan Rohingya.

Selain itu, Fifi juga membuka Mam Fifi's Kitchen dengan menu andalannya seperti spagheti, fetucini, hotdog dan ayam kentucky. Hasilnya juga akan didonasikan untuk membantu Palestina dan Rohingya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement