Sabtu 01 Oct 2016 14:00 WIB

Muhammadiyah: Komunisme Masih Menjadi Ancaman Indonesia

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Ilham
Sekjen PP Muhammadiyah, Abdul Mukti.
Foto: Republika/Darmawan
Sekjen PP Muhammadiyah, Abdul Mukti.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mukti mengatakan, komunisme masih merupkan ancaman negara Pancasila. Pada level simbolis, seharusnya peringatan G30S/PKI dan Kesaktian Pancasila tetap penting untuk membangkitkan kesadaran kolektif bangsa Indonesia terhadap ancaman kedaulatan negara.

"Persoalan G30S/PKI bukanlah permusuhan antara umat Islam dengan PKI. G30S merupakan upaya kudeta yang dilakukan PKI untuk mengganti ideologi Pancasila dengan komunisme," jelas dia kepada Republika.co.id, Sabtu (1/10).

Jika komunisme adalah antiagama, maka mereka bukan hanya anti-Islam, tetapi juga menolak semua agama. Karena menjadi ancaman, maka baik pemerintah dan masyarakat seharusnya bersatu untuk menyelamatkan Pancasila.

"Akan tetapi, yang lebih penting adalah bagaimana melaksanakan dan mewujudkan sila Pancasila secara nyata. Terutama mengatasi kesenjangan ekonomi yang semakin menganga," jelas dia.

Kesenjangan ekonomi sangat berpotensi dalam memecah belah persatuan bangsa. Revitalisasi Pancasila menjadi bagian upaya mengatasi kesenjangan ekonomi.

Tak hanya itu, pemerintah seharusnya bersama-sama dengan masyarakat meningkatkan iman dan taqwa dalam kehidupa sehari-hari. Jika kesejahteraan merata dan hukum ditegakkan, maka masyarakat tidak mudah terpecah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement