Kamis 29 Sep 2016 12:35 WIB

Pemerintah Wales: Perusahaan Seharusnya Sediakan Tempat Kerja Ramah Muslim

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Agus Yulianto
Umat Islam di Albury, di perbatasan New South Wales dan Victoria, berencana merenovasi rumah ibadah mereka.
Foto: abc
Umat Islam di Albury, di perbatasan New South Wales dan Victoria, berencana merenovasi rumah ibadah mereka.

REPUBLIKA.CO.ID, WALES -- Pemerintah Wales mendapatkan laporan Muslim Wales harus mendapatkan pekerjaan. Mereka berharap, tempat kerja tersebut harus ramah Muslim dengan menyediakan makanan halal, ruang shalat, dan mengizinkan Muslimah unutk berjilbab.

Bahkan, menghormati mereka ketika laki-laki dan perempuan tidak berjabat tangan dan kontak langsung dengan mata. Dilansir dari breitbart, Rabu (28/9), beberapa pengusaha berusaha keras untuk mencari staf Muslim, tapi mereka merasa kesulitan. Laporan tersebut memfokuskan pada bagaimana menciptakan tempat kerja yang ramah Muslim bukan menyesuaikan sikap Muslim bekerja sesuai dengan masyarakat Wales.

Sesuai dengan Komisi HAM  dan kesetaraan Wales bulan lalu, umat Islam gagal untuk mendapatkan pekerjaan meskipun mereka memiliki pendidikan di atas rata-rata. Sebanyak 49 persen dari warga beragama berusia di bawah 25 tahun, 27 persen telah memiliki gelar, 25 persen lebih besar dari keseluruhan penduduk, tapi mereka lebih kecil memungkinkan mendapatkan pekerjaan.

"Perempuan dan pria Muslim memiliki keterampilan yang dapat membantu perekonomian Wales. Mereka masih muda dan berpendidikan," tulis laporan pemerintah tersebut.

Selain itu, di dalam laporan tertulis, agar pengusaha dapat datang ke masjid dan mengadakn job fair di sana. Mereka juga dapat memberikan mentoring kepada umat Islam dan membangun hubungan dengan komunitas Muslim di Wales.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement