REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL--Hijab memperoleh tempat di sekolah-sekolah dan kantor pemeritahan setelah Pemerintahan Turki yang dipimpin Recep Tayyip Erdogan mengizikan hal itu. Para perancang busana dan semua pelaku usaha terkait pun memanfaatkan kesempatan itu untuk mengembangkan bisnisnya.
Pendiri rumah mode Islami, Modanisa, Kerim Ture, mengatakan, tujuan utama Modanisa adalah membuat para wanita merasa lebih baik. Tetap merasa bersinar bahkan setelah mereka menutup seluruh tubuh mereka. Modanisa sendiri mempekerjakan beberapa desainer lokal dan bekerja sama dengan beberapa perusahaan asal Dubai dan Malaysia.
Ture mengaku, bukan berasal dari keluarga yang sangat relijius. Namun, dia mendukung kebijakan Pemerintah Turki saat ini yang memungkinkan bisnis fesyen Muslim jadi berkembang.
Para perancang busana Muslim tampaknya tengah berusaha menjawab pertanyaan apakah wanita bisa tampil //fashionable// dengan tetap menjaga nilai-nilai agama di saat bersama. "Tuhan tidak mengirimi kita faks atau surat elektronik tentang apa yang harus kita pakai. Pesan yang disampaikan adalah, jangan menggoda lelaki," ungkap Ture seperti dikutip The New York Times, Sabtu (17/9).
Perancang busana lainnya, Loubna Sadoq, mengatakan aturan pakaian Muslim sebenarnya sederhana dan tidak banyak berbeda dengan pakaian wanita lain pada umumnya. ''Hanya menyesuaikan panjang dan lebarnya, tidak transparan, dan tidak ketat,'' kata Sadoq.
Istanbul Modest Fashion Week yang pernah digelar di Turki beberapa waktu lalu sempat diwarnai aksi unjuk rasa di luar arena. Para pengunjuk rasa menyampaikan Alquran jelas memerintahkan wanita untuk berjilbab dan perintah Tuhan itu telah jadi alat semu bernama fesyen. Seorang pengunjuk rasa menilai pameran busana ini menampilkan pakaian yang tidak sesuai seperti celana panjang dan baju yang masih ketat.
Ketika Prancis mencoba melarang penggunaan burkini, busana Muslim di Turki malah menjadi simbol kebebasan beragama. Istanbul bahkan bercita-cita menjadi pusat fesyen Islam. Ambisi ini muncul setelah Turki berada di bawah pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan. Sebelumnya, Pemerintah Turki juga pernah melarang penggunaan hijab di sekolah dan kantor-kantor pemerintahan.
Hijab di Turki saat ini sudah mulai diperhitungkan dan menemukan titik revolusinya, lengkap dengan rumah-rumah mode, majalah, dan blogger-nya. Wanita-wanita kenamaan yang mengenakan hijab kini bahkan jadi ikon.
Melihat pertumbuhan pasar yang sedemikian cepat, para pemain utama dunia fesyen seperti DKNY dan Dolce & Gabbana tak mau ketinggalan. Mereka sempat menjual baju seperti abaya dan pakaian-pakaian panjang saat Ramadhan.




