Kamis 11 Aug 2016 15:20 WIB

Guruku Bernama Al-Maut

Gubernur Aher memimpin doa pemakaman almarhum ibunya.
Foto: Riga Nurul Iman/Republika
Gubernur Aher memimpin doa pemakaman almarhum ibunya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Rasulullah SAW dalam salah satu haditsnya menegaskan, “Cukuplah kematian itu sebagai pelajaran.” “Selayaknya kita menjadikan kematian sebagai guru,” kata Pimpinan Pondok Pesantren Darul Istiqamah Bulukumba, Sulawesi Selatan, KH Mudzakkir M Arif Lc MA kepada Republika,  Kamis (11/8/2016).

Mudzakkir menambahkan, wafatnya orang-orang tercinta telah mengajarkan banyak pelajaran penting. “Namun  banyak orang tidak menyerap pelajaran itu dengan baik,” ujar Mudzakkir.

Mudzakkir mengemukakan, kematian itu ada yang datang secara perlahan, ada yang datang secara tiba-tiba. Kematian itu ada yang didahului dengan uban, kelemahan dan penyakit, tapi ada pula yang menyergap secara mendadak.

“Kematian itu mendidik kita agar kita selalu bersiap, agar kita selalu bertaubat, agar kita selalu mensucikan jiwa, agar kita selalu memohon surga. Kematian juga mendidik kita  agar kita melunasi utang, agar kita rajin memaafkan dan meminta maaf kepada orang lain, agar kita berpesan pesan kebaikan kepada orang orang terdekat, agar kita meningkatkan amal ibadah, agar kita memperbanyak amal jariyah, amal rahasia dan lain-lain.  Sudahkah kita mengikuti arahan kematian itu?” papar KH Mudzakkir  M Arif Lc MA.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement