Sabtu 21 May 2016 05:11 WIB

Indikator Kota Islami Bukan Hanya dari Sisi Spiritual

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Ani Nursalikah
Sekjen MUI Anwar Abbas.
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Sekjen MUI Anwar Abbas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Anwar Abbas mengatakan, banyak hal yang harus diperhatikan untuk menyebut suatu kota sebagai kota islami. Hal itu karena Islam merupakan agama yang mencakup aspek dan dimensi kehidupan.

"Ada spiritual, non-spiritual, aqidahnya bagaimana, ibadahnya, akhlaknya," ujar Anwar saat dihubungi Republika.co,id, Jumat (20/5).

Hal tersebut diungkapkan Anwar menanggapi rilis Indeks Kota Islami (IKI) oleh Maarif Institute, Selasa (17/5). Denpasar, Yogyakarta, dan Bandung terpilih sebagai kota paling Islami.

Anwar mempersoalkan Denpasar menjadi kota paling islami. Menurut Anwar, kota disebut islami perilaku masyarakatnya juga sesuai dengan ajaran Islam.

Sedangkan di Denpasar, tutur Anwar, banyak orang yang meminum minuman keras. Perilaku tersebut tidak sesuai dengan ajaran Islam.

"Dimana letak islaminya," Anwar menegaskan.

Anwar juga menyebut variabel yang digunakan dalam penelitian tersebut sempit. Tolak ukur yang digunakan terlalu menyederhanakan. Penelitian tersebut mengacu kepada tiga variabel yaitu aman, sejahtera dan bahagia. Dari ketiga variabel tersebut, Denpasar, Yogyakarta dan Bandung menempati nilai tertinggi diantara kota lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement