REPUBLIKA.CO.ID, Masa liburan sekolah dan bulan Ramadhan yang akan jatuh pada buan Juni segera tiba. Dapat dipastikan pada bulan itu banyak sekali –bisa sampai ratusan ribu— jamaah umrah asal Indonesia akan memadati 'dua tanah haram', yakni Madinah dan Makkah.
Mereka dipastikan akan berbaur dengan jamaah umrah asal negara dari kawasan Timur Tengah yang pada saat itu juga tengah mengalami libur sekolah bertepatan dengan bulan Ramadhan. Maka, tanpa perlu banyak dianalisa dua tempat sentral yang menjadi tujuan para jamaah umrah, yakni Masjid Nabawi dan Masjidil Haram suasana akan sangat padat. Bahkan di sepuluh hari terakhir suasana akan menyamai saat bulan haji tiba.
Pemerintah Arab Saudi pun sudah bersiap menyambut masa puncak umrah dan datangnya jamaah haji yang rombongan pertamanya mulai akan tiba di tanah suci pada pekan kedua bulan Syawal. Tampak jelas, proyek peluasan ‘mataf’ (tempat tawaf) akan segera dituntaskan sekitar sepekan sebelum Ramadhan tiba.
Perlu diketahui, bila dibandingkan tahun-tahun yang silam, jamaah umrah pada saat ini di ‘hari-hari biasa’ pun jumlahnya sangatlah banyak. Bayangkan, pada tahun 2015, jumlah visa umrah asal yang dikeluarkan pihak Kerajaan Arab Saudi, sudah mencapai 1,2 juta orang. Padahal bulan umrah hanya berlangsung pada masa tujuh bulan saja. Sisa lima bulan lainnya, tidak ada umrah karena area Masjidil Haram (Makkah) dan Masjid Nabawi (Madinah) dipakai untuk melayani kepentingan ibadah para jamaah haji.
Dengan begitu bila ditelisk, dalam sehari diperkirakan ada sekitar 5.000 orang jamaah umrah yang berangkat ke tanah suci dari Indonesia. Jumlah ini akan meningkat, apalagi sekarang penerbangan dari Jakarta sudah tak perlu lagi transit di Jeddah, namun bisa langsung ke Madinah. Waktu perjalanan menuju tanah suci pun terpangkas signifikan, yakni hingga enam jam.