Sabtu 13 Feb 2016 19:03 WIB

Cara Berpacaran yang Sesuai dengan Ajaran Islam

Rep: C39/ Red: Citra Listya Rini
Hindari pacaran berlebihan (ilustrasi)
Foto: Republika
Hindari pacaran berlebihan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pacaran merupakan sebuah hubungan antar lawan jenis berdasarkan cinta kasih. Namun, saat pacaran sudah menjadi lumrah di kalangan anak muda, bahkan kadang sampai melampaui ajaran agama Islam.

Dalam ajaran Islam, saat seseorang berencana menikah memang diperkenankan bahkan dianjurkan untuk mengenal secara baik calon pasangannya. Namun, seorang ulama Mesir Sayyid Sabiq mengatakan mayoritas ulama hanya membolehkan pri melihat wajah dan telapak tangan wanita yang direncanakan untuk dinikahi.

Namun, hadis-hadis memang tidak menentukan bagian mana yang dapat dilihat. Karena itu, dapat dibenarkan untuk melihat sebatas yang mendukung tujuan yang dikehendaki agama.

 

M. Quraish Shihab mengatakan agama menoleransi calon suami atau istri untuk bercakap-cakap atau berjalan bersama selama di temani oleh keluarga atau orang terhormat.

"Berjabat tangan dengan lawan jenis pun dapat ditoleransi oleh banyak ulama, tapi bukan dalam arti bermesraan, atau pacaran dalam pengertian banyak muda-mudi saat ini," katanya seperti dikutip dari buku "M. Quraish Shihab Menjawab", Sabtu (13/2)

Menurutnya, agama sangat tegas melarang berdua-duaan dengan calon pasangan walaupun pinangan dan lamaran telah disampaikan. Ia menyebutkan sebuah hadis berikut ini.

"Siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Kemudian, maka jangan sekali-kali berduaan dengan wanita yang tidak ada bersama dia seorang mahramnya, karena kalau mereka berdua saja, maka setan yang menggenapkan mereka bertiga," (HR Ahmad).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement