Kamis 11 Feb 2016 08:41 WIB

500 Ribu Muslim Champa Jadi Korban Genosida Khmer Merah

Rep: Amri Amrullah/ Red: Bayu Hermawan
Mantan Petinggi Khmer Merah, Nuon Chea
Foto: Mark Peters/AP
Mantan Petinggi Khmer Merah, Nuon Chea

REPUBLIKA.CO.ID, PHNOM PENH -- Seorang peneliti mengatakan sekitar 500 ribu muslim Cham menjadi korban genosida yang dilakukan tentara Khmer Merah, saat terjadi gerakan revolusi di Kamboja pada tahun 1970an.

Peneliti Cham Muslim, Ysa Osman menyampaikan hal tersebut dalam sidang pengadilan aksi genosida Khmer Merah yang digelar Rabu (10/2) kemarin. Menurutnya pembantaian tersebut ikut berperan menghilangkan jejak sejarah muslim Cham hingga kini di kawasan Asia dan dunia.

Ysa Osman yang bertugas sebagai saksi ahli di pengadilan tersebut mengatakan dirinya menyaksikan sendiri bagaimana pembunuhan massal tersebut terjadi pada keluarga, tetangga dan orang orang yang dikenalnya saat itu.

"Tidak ada lagi mereka yang berpendidikan, setelah dibasmi. Tidak ada guru agama, anak-anak Cham banyak yang menjadi buta huruf hingga kini," kata Osman dilansir dari Anadolu Agency.

Osman bersaksi atas kasus 002/02, untuk dua mantan pemimpin Khmer Merah, Khieu Samphan dan Nuon Chea yang keduanya dituduh bersalah karena aksi genosida.

Ia menyampaikan bagaimana peran muslim Cham sebelum terjadinya pembantaian. Ia juga menceritakan asal usul mereka yang berasal dari Vietnam selatan hingga mengalami tekanan dan siksaan di bawah rezim ultra Maois saat itu.

Walaupun tidak ada bukti dokumen spesifik terkait jumlah muslim Cham yang menjadi korban pembantaian, menurut perhitungan dan kajian dia, sekitar 500 ribu orang telah menjadi korban.

"Jumlah yang selamat lebih dari 200 ribu korban dari banyak penelitian, termasuk wawancara dengan orang orang yang menyaksikan pembantaian tersebut," ujarnya.

Diceritakan dia, setelah pemberontakan yang dipimpin etnis Cham pada 1975 gagal, tahun yang sama ketika Khmer Merah berkuasa. Saat itu pula pembantaian masyarakat muslim Cham digalakkan.

"Pembunuhan itu dilakukan tanpa pandang bulu, perempuan, anak-anak kecuali mereka yang setuju makan babi atau tidak lagi bisa berbicara bahasa Cham. Jika mereka berasal dari etnis campuran Cham, juga tak luput dibunuh," jelasnya.

Osman mempertanyakan kenapa Khmer Merah begitu getol membantai muslim Cham saat itu.  Padahal beberapa mereka bahkan sudah dipaksa meninggalkan agama, pakaian dan praktek keagamaannya, dan sudah dipaksa beradaptasi hidup secara Khmer. Hingga diperkirakan  kehancuran total masyarakat Cham ini mencapai 500 ribu dan 200 ribu lainnya selamat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement