Selasa 09 Feb 2016 14:19 WIB

Dompet Dhuafa Lahir Karena Keterpanggilan Akan Derita Sesama Manusia

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Damanhuri Zuhri
Dompet Dhuafa
Dompet Dhuafa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Pembina Yayasan Dompet Dhuafa Republika sekaligus tokoh pers nasional, Parni Hadi mengatakan para jurnalis mengemban tugas kenabian, yakni menyampaikan kebenaran dan kabar gembira, serta pemberi peringatan.

"Wartawan dan media massa mengemban tugas mulia, tugas kenabian untuk menyampaikan kabar gembira dan peringatan agar mengajak orang berbuat kebaikan dan memerangi kebatilan,” kata Parni.

Dompet Dhufa, menurut Parni Hadi, merupakan bukti sejarah bahwa pers berperan menanamkan nilai-nilai kepedulian. Dompet Dhuafa lahir karena kepedulian dan keterpanggilan akan derita sesama manusia.

Berawal dari sebuah aktivitas promosi Harian Umum Republika di kawasan Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Parni yang saat itu merupakan Pemimpin Umum dan Redaksi Republika berbincang dengan salah seorang anggota Coprs Dakwah Pedesaan (CDP).

Parni kaget saat mengetahui masing-masih dari mereka hanya mendapatkan honor Rp 6.000 per bulan. Sumber dananya pun berasal dari iuran mahasiswa yang sengaja disisihkan dari kiriman orang tua. Peristiwa itulah yang menginspirasi lahirnya Dompet Dhuafa.

Sejak peristiwa tersebut, ungkap Parni Hadi, Republika menghadirkan rubrik kepedulian bertajuk Dompet Dhuafa sebagai wadah menghimpun dana sosial dari karyawan dan pembaca untuk disalurkan kepada kaum dhuafa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement