Senin 01 Feb 2016 15:27 WIB

Perkembangan Islam di Dunia Menunjukkan Tren Positif

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Winda Destiana Putri
Wakil Ketua DPD RI Farouk Muhammad
Foto: Dok: DPD
Wakil Ketua DPD RI Farouk Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN -- Wakil Ketua DPD RI Farouk Muhammad mengatakan, agama Islam itu damai dan bukan teroris. Islam di Indonesia juga mengalami perkembangan yang cukup luar biasa, bukan hanya kuantitas, melainkan juga kualitas. Farouk menyampaikan, perkembangan Islam di Indonesia semakin baik.

"Hal ini bisa tergambar dari banyaknya kegiatan-kegiatan keislaman yang diselenggarakan di berbagai daerah, baik dalam bentuk pengajian maupun tausiyah," kata Farouk pada perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di pesantren Al Husainy Serpong, Tangerang Selatan, Ahad (31/1).

Menurut Farouk, di negara nonMuslim pun, berdasarkan data terbaru, menunjukkan pertumbuhan pemeluk Islam semakin meningkat dari tahun ke tahun. Islam merupakan agama yang paling cepat perkembangannya di Eropa dan Amerika.

Ia menambahkan, Islam kini makin mendapat tempat di hati masyarakat Eropa dan Amerika. Bahkan, menurut Pew Research Center, di Eropa, Muslim akan mencapai 10 persen dari total populasi, yaitu 700 juta.

"Jika tren konversi terus berlanjut, Islam akan menjadi agama paling populer di dunia setelah tahun 2070," ujarnya menjelaskan.

Farouk juga merasa senang bahwa agama Islam yang hadir dengan kedamaian dan kemuliaan mencapai jumlah yang sangat luar biasa. Islam, lanjut dia, menjadi agama yang damai dan mulia. Hal ini disebabkan oleh keteladanan seseorang yang sangat kita cintai hingga hari ini, yaitu Nabi Muhammad SAW.

Oleh karena itu, Farouk sangat tidak setuju dengan gerakan radikal yang mengatasnamakan Islam. Saat ini, dia menambahkan, tantangan dan tekanan terhadap umat Islam semakin kuat, baik di masyarakat, dalam negara, maupun dari tokoh-tokoh dunia.

Islam dipersepsikan dalam berbagai aksi kekerasan atau terorisme, yang salah satunya diasosiasikan dengan simbolnya saat ini, yaitu Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

"Padahal, banyak sekali tindakan dan ajaran ISIS yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam, bahkan sering kali merendahkan ajaran mulia ini dalam kenyatannya, menyakiti sesama Muslim, melakukan penghancuran masjid, dan lain sebagainya. Keanggotaan ISIS pun bahkan diragukan ketulenan Islamnya," katanya menegaskan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement