Sabtu 09 Jan 2016 19:15 WIB

Hasyim: Indonesia Jangan Sampai Jadi 'Ring Pertempuran' Wahabi Saudi dan Syiah Iran

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Teguh Firmansyah
Hasyim Muzadi
Foto: ROL/Fian Firatmaja
Hasyim Muzadi

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK--Konflik Arab Saudi  dan Iran kian memanas setelah Riyadh mengeksekusi ulama Syiah Nimr al-Nimr. Menanggapi hal itu,  Dewan Pertimbangan Presiden RI KH. Hasyim Muzadi menilai sangat baik kalau Indonesia ikut berusaha mendorong perdamaian Arab Saudi dan Iran.

Pasalnya, upaya itu sesuai dengan  pembukaan UUD  45.  "Sangat baik Indonesia mendorong perdamain dua negara itu. Meski begitu, ya harus mengamankan NKRI sendiri. Waspadai  Indonesia Jadi "Ring" Pertempuran Dua Kepentingan," ujar Hasyim di Depok, Sabtu (9/1).

Sekjen ICIS ini menilai Saudi da Iran adalah dua kutub ideologi (Wahabi Suni dan Syiah ) yang masing-masing  kutub punya pendukung trans nasionalnya.

Ia mengungkapkan, sejumlah Negara seperti Sudan, Kuwait, Malaysia dan Brunei Darussalam  misalnya akan segera mendukung Saudi.  Pasalnya,  Negara-negara  tersebut melarang  Syiah di negaranya masing-masing.  Sedangkan Irak, Syria, Lebanon dan Yaman Utara, kemungkinan akan  mendukung Iran. 

Sedangkan di Indonesia, lajutnya, dua aliran yang menjadi  musuh bebuyutan ini   banyak sekali aktivis dan jaringannya.  Sehingga,  yang  diperlukan bagaimana Indonesia tidak menjadi " ring" pertempuran dua kepentingan ini.

Menurut Hasyim,  selama pertentangan ideologi (wahabi-syiah) itu masih dalam kerangka wacana, akibatnya akan terbatas pada pertentangan psikososial.  Namun,  apabila kemudian bersentuhan dengan politik, perebutan kekuasaan, apalagi menjadi bagian dari pertentangan global dan campur tangan Negara-negara super power , eskalasinya bisa jadi lain.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement