Rabu 25 Nov 2015 10:30 WIB

JK: Terorisme Atas Namakan Agama pada Tahap Mengkhawatirkan

Rep: Esthi Maharani/ Red: Indah Wulandari
Wakil Presiden Jusuf Kalla (kiri) menerima lukisan karikatur dari Rektor Unisma, Maskuri (kanan) saat pemberian gelar Bapak Perdamaian di Universitas Islam Malang, Jawa Timur, Sabtu (31/10)
Foto: ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto
Wakil Presiden Jusuf Kalla (kiri) menerima lukisan karikatur dari Rektor Unisma, Maskuri (kanan) saat pemberian gelar Bapak Perdamaian di Universitas Islam Malang, Jawa Timur, Sabtu (31/10)

REPUBLIKA.CO.ID,MALANG -- Wakil Presiden Jusuf Kalla menutup Konferensi Cendikiawan Muslim, Ulama, dan Sudi se-Dunia IV yang digelar oleh Kementerian Luar Negeri dan International Conference of Islamic Scholars (ICIS).

JK melihat saat ini dunia ditandai dua fenomena ekstrem, yaitu saat ilmu pengetahuan dan teknologi semakin canggih, akhlak dan moralitas manusia menukik ke titik nadir yang mengancam peradaban manusia.

“Munculnya radikalisme dan ekstremisme yang kemudian melahirkan terorisme dengan mengatasnamakan agama sudah pada tahap yang sangat mengkhawatirkan,” ujar JK di tengah acara yang digelar di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang, Rabu (25/11).

JK mencontohkan serangkaian aksi teror seperti serangan teroris di Beirut, Paris, dan Bamako serta berbagai belahan dunia lain merupakan bukti nyata semakin paradoksnya situasi dunia saat ini.

Untuk menyelesaikan berbagai permasalahan tersebut, ada dua hal yang dapat dilakukan. Pertama, menumpas akar permasalahannya dengan memastikan pembangunan berimbang, menghentikan kekerasan, penindasan serta menghilangkan diskriminasi dan menegakkan demokrasi.

Kedua, karena terorisme merupakan masalah global, semua pihak perlu merapatkan barisan, yaitu dengan melakukan aksi nyata mengatasi aksi radikalisme, ekstremisme, dan terorisme.

"Melalui kerja sama global, saya yakin masalah yang menjadi momok bagi kita semua ini akan dapat ditangani dengan baik. Para ulama dapat menjembatani perbedaaan melalui dialog dari hati ke hati di antara para pemimpin agama untuk membangun sikap saling hormat satu sama lain dan menyebarluaskan perdamaian global," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement