REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aceng Zakaria terpilih menjadi Ketua Umum Persatuan Islam (Persis) dalam Muktamar XV yang diselenggarakan di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Senin (23/11). Meskipun sudah merasa tidak muda lagi, pria kelahiran Garut, 11 Oktober 1948 ini ikhlas dan siap menerima amanah yang diberikan kepadanya.
"Kondisi fisik saya sudah lemah, kepala telah beruban, berarti dua potensi telah hilang pada diri saya. Tapi masih ada dua potensi yang bisa saya andalkan," tuturnya dalam sambutannya di Muktamar XV Persis.
Kedua potensi yang dimaksudnya adalah pertama, dia percaya bahwa dengan berdoa kepada Allah maka insya Allah, Allah tidak akan mencelakakan umatnya. Kedua, Rasulullah SAW sebelum wafat mengatakan, kami khawatir dengan generasi di masa datang, bagaimana cucu kita menjalankan agamanya," ujarnya sambil mengutip sabda Rasul.
Ustaz Aceng sadar bahwa dia memiliki banyak kekurangan. Dia pun berharap satu sama lain pengurus dan anggota Persis dapat saling menguatkan. Seperti halnya Abu Bakar RA yang meyadari bahwa dirinya bukanlah yang terbaik di antara semuanya.
Dia mengatakan, terdapat empat jenis ulama. Yaitu ulama yang meninggal, ulama yang meninggalkan, ulama yang ditinggalkan dan terakhir ulama yang ketinggalan.
Lalu dia menegaskan kepada hadirin yang merupakan jamaah Persis bahwa termasuk dalam ulama yang seperti apa kader Persis adalah tergantung bagaimana mereka bekerja keras dalam meningkatkan kualitas serta kuantitas jamiyah Persis.
Ustaz Aceng berharap Persis tidak ada kebocoran sedikit pun, dalam hal syariat. Dia juga berharap Persis seperti bangunan yang saling mendukung dan saling menguatkan satu sama lain. Selain iu dia juga berharap agar Persis seperti satu jasad, jika ada satu bagian tubuh yang merasakan sakit maka semuanya akan merasakan sakit.
"Umar bin Khattab mengatakan bahwa, tidak ada Islam kecuali tanpa jamaah, tidak ada jamaah kecuali tanpa imarah (kekuasaan/pemerintahan) dan tidak ada imarah kecuali dengan ketaatan," katanya menegaskan.
Oleh karena itu dia berharap agar jamaah Persis tidak terlihat kompak tapi hatinya berlainan. Juga tidak terlihat dibangun namun sebenarnya mati suri.