REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Ikatan Alumni Syam, KH Ahmad Fatir Hambali mengklarifikasi prihal broadcast boikot acara yang dihadiri ulama Suriah, Syekh DR Rojab Ad Dieb yang mengatasnamakan Habib Mustofa Al Kaff. Menurutnya, broadcast tersebut bohong dan bertujuan memecah belah umat Islam yang berlandaskan ahlussunah wal jamaah.
Fathir menjelaskan, Syekh Rojab adalah penghulu dari tarekat Naqsyabandiah berlandaskan ahlussunnah wal jamaah, beliau ulama konsisten pada dakwah Islamiyah, tidak berafiliasi pada politik.
"Beliau berdakwah di Indonesia dan diterima oleh para ulama ulama Sunni. Beliau senantiasa bertemu dan bersilaturahim dengan ulama besar, di antaranya, Al Habib Lutfi bin Yahya, ulama-ulama Jawa Timur, Jawa Tengah. Beliau diterima dengan baik oleh Habib Muhammad Riziq bin Husin Syihab (Imam Besar FPI), KH Abdur Rasyid Abdullah Syafii (Pencetus gerakan anti-Syiah), KH Arifin Ilham, KH Yusuf mansur, KH Mustofa Bisri (Gus Mus), Aa Gym, dan para ulama ulama Sunni lainnya," tuturnya dalam keterangan tertulis yang diterima ROL, Sabtu (7/11).
Fathir mengungkap, Syekh Rojab juga akan diundang Habib Lutfi dan KH Hasyim Muzadi untuk menghadiri konferensi ulama ulama Islam ICIS (International Conference Islamic Scholar) pada 23 November 2015 yg diadakan di UIN Malang. "Dan, besok pagi Syeikh Rojab Dieb bersama rombongan diterima oleh KH Hasyim Muzaddi di kediaman beliau di Depok," kata dia.
Selain itu, Syekh Rojab Ad Dieb, ulama besar pemersatu umat, diagendakan mengisi acara di Masjid Istiqlal melalu koordinasi Ditjen Bimas Kemenag RI, PM Tazakka, Daru Tauhid Aa Gym secara Resmi.
"Jadi, tuduhan bahkan fitnah yang disampaikan melalui broadcast atas nama ketua Brigade Aswaja Nusantara kepada Yang Mulia Syeikh Dr Rojab Dieb adalah berita yang tidak bisa dipertanggungjawabkan dan belum tentu juga disampaikan oleh Habib Alkaff," kata dia.
Fathir berharap, Habib Mustafa Alkaff untuk mengklarifikasi langsung konferensi pers tersebut, apakah benar dari beliau atau memang benar ada pihak yang mengadu domba umat Islam di Indonesia.