Selasa 13 Oct 2015 14:51 WIB

Malam 1 Suro Masyarakat Boyolali Gelar Sedekah Gunung

Rep: Edy Setiyoko/ Red: Agung Sasongko
SURO KASUNANAN. Kerbau bule keturunan kerbau pusaka Kyai Slamet Keraton Surakarta Hadiningrat, diarak sebagai pembuka Kirab 1 Suro di kawasan Gladag, Solo, Jateng, Sabtu (26/11) malam. Ritual tersebut dilakukan dalam rangka memperingati Tahun Baru Islam 1
Foto: Antara/Andika Betha
SURO KASUNANAN. Kerbau bule keturunan kerbau pusaka Kyai Slamet Keraton Surakarta Hadiningrat, diarak sebagai pembuka Kirab 1 Suro di kawasan Gladag, Solo, Jateng, Sabtu (26/11) malam. Ritual tersebut dilakukan dalam rangka memperingati Tahun Baru Islam 1

REPUBLIKA.CO.ID, BOYOLALI -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali, Jateng, melalui Dinas kebudayaan dan pariwisata (Disbudpar) mengadakan acara Sedekah Gunung di  Joglo Merapi, Desa Lencoh, Kecamatan Selo, bertepatan malam 1 Muharom 1436 Hiriyah, atau 13 Oktober 2015.

Kepala Disbudpar Kabupaten Boyolai, Mulyono Santoso, melalui Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan, Hartono, Selasa (13/10), mengatakan, tradisi Sedekah Gunung  merupakan acara tradisi masyarakat lereng Merapi yang berlangsung turun-temurun sejak nenek moyang.

''Acara ini sebagai upaya nguri–uri (melestarikan) adat-istiadat yang dilakukan sejak dulu. Dan, diteruskan hingga sekarang. Pada intinya, acara tradisi Sedekah Gunung acara ngalab berkah masyarakat di lereng Gunung Merapi untuk meminta keselamatan dan kemakmuran bagi masyarakat''.

Masih menurut Hartono, acara ini sebagai wujud rasa puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala karunia, kemakmuran dan keselamatan yang diberikan.  

Acara yang berlangsung pada pergantian tahun baru Islam itu, diawali dengan kirab kepala kerbau dan ubo rampe dari Kantor Desa Lencoh ke Joglo Merapi. Di Joglo Merapi itu diadakan acara pembacaan legenda gunung Merapi.

Bersamaan dengan pembacaan doa itu, kidung-kidungan berupa doa juga dilantunkan. Sesajian dalam ritual adat ini meliputi berbagai ubo rampe.

Selain kepala kerbau yang pokok dan wajib, terdapat juga dalam sesaji, seperti tumpeng nasi jagung, brubus daun lumbu, gomok, acung-acung, bothok sempuro, palawija, rokok klobot, pisang, kembang kanthil, kunir, telur, serta uang logam seratusan.

Setelah acara di Joglo Merapi selesai, dilanjutkan kirab kepala Kerbau dari Joglo Merapi menuju Pasar Bubrah dikawasan puncak Merapi. Setelah sampai di  lokasi kepala kerbau dan obo rampe ditaruh di tempat itu. Dan, selesailah acara Sedekah Gunung.

Acara tradisi Sedekah Gunung juga diwarnai pagelaran wayang kulit semalam suntuk oleh dalang Ki Joko Sunarno dari Karanggede. Dengan mengangkat lakon 'Semar Mbangun Kayangan', serta tarian tradisional masyarat di Lereng antara Gunung Merapi dan Merbabu.

Acara tradisi sebagai upaya promosi pariwisata obyek wisata di lereng Merapi. Dengan acara tradisi yang menarik dipastikan masyarakat luar Boyolali akan hadir menyaksikan tradisi segekah gunung dan setelah pulang dipastikan akan mengajak keluarga dan handai tolan untuk datang ke Obyek Wisata di Selo, Boyolali.n edy setiyoko

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement