REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Besar Nahdlatul Ulama akan menggelar kirab menyambut Hari Santri Nasional pada 22 Oktober 2015. Pelaksanaan kirab dimulai pada 18-22 Oktober mendatang.
Kota Surabaya, tepatnya di Tugu Pahlawan pada Ahad (18/10) pukul 09.00 WIB akan menjadi titik mula pelaksanaan kirab. Di sana, akan dilakukan penyerahan Pataka oleh Rais Aam kepada Sekjen PBNU.
Perjalanan akan dilanjutkan ke Gresik, Lamongan, Tuban, dan Sarang. Di kabupaten-kabupaten tersebut mereka juga akan mengunjungi masjid serta pesantren setempat. Mereka dijadwalkan akan sampai ke Tuban pada Senin (19/10). Di Tuban mereka akan melakukan ziarah makam wali dan juga istighosah.
Perjalanan kemudian berlanjut menuju Rembang, Kajen, Kudus, Demak, Semarang, Kaliwungu, Pekalongan, dan Tegal. Sementara itu mereka akan tiba di Semarang pada Selasa (20/10) yang akan disambut oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
Pada Rabu (21/10) mereka akan tiba di Cirebon dan akan singgah di Universitas NU. Kemudian perjalanan akan dilanjutkan ke Indramayu, Pamanukan, dan Kerawang. Lalu pada Kamis (22/10) mereka tiba di Cibarusah, dan melanjutkan perjalanan ke Bintara dan juga Tugu Proklamasi sebagai lokasi finish kirab.
Said Aqil Siradj, Ketua Umum PBNU menyatakan dalam konferensi pers beberapa waktu lalu di kantor PBNU, Jakarta, bahwa ditetapkan atau tidaknya sebagai Hari Santri, kirab revolusi jihad tersebut akan tetap dilaksanakan. Sebab pada pokoknya Kirab Resolusi Jihad diselenggarakan untuk memperingati perjuangan santri pada masa revolusi pasca kemerdekaan.