Jumat 04 Sep 2015 17:35 WIB

MER-C Upayakan Diplomasi Kemanusiaan untuk Rekonsiliasi Konflik Myanmar

Rep: c35/ Red: Damanhuri Zuhri
Jose Rizal Jurnalis
Jose Rizal Jurnalis

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- MER-C kembali mengirimkan tim relawannya ke Takhine State, Myanmar sebagai wujud komitmen jangka panjang MER-C untuk Myanmar yang mengalami masalah konflik etnis.

Pengiriman tim ketiga ini bertujuan unuk memberikan bantuan ambulans dari masyarakat Indonesia untuk masyarakat Rakhine State dan meninjau serta memastikan lokasi lahan untuk pembangunan sarana kesehatan.

Ide program membangun sarana kesehatan ini diberi nama Indonesia HealthCenter, yang mulai tercetus pasca tim MER-C menunaikan misi kemabusiaan pertamanya pasa September 2012 lalu.

Berdasarkan hasil assesment tim keempat kamp pengungsian di Sittwe, Rakhine State saat itu, tim melihat kondisi kamp pengungsi yang memprihatinkan dan minim sarana kesehatan baik di pihak Budha, terlebih di pihak Muslim.

Untuk itulah tim MER-C menetapkan rencana program bantuan jangka panjang berupa pembangunan sarana kesehatan.

"Untuk menindaklanjuti komitmen ini, setelah memperoleh izin visa dari pemerintah Myanmar, Februari 2015 lalu MER-C mengirimkan tim kedua ke Rakhine State Myanmar,'' ujar dr Jose Rizal Jurnalis, SpOT dalam konferensi pers di kantor pusat MER-C, Jakarta, Jumat (4/9).

Kali ini MER-C, dapat mengunjungi tujuh kamp pengungsian (empat kamp Muslim dan tiga kamp Budha), namun tidak diberikan izin untuk memberikan pelayanan kesehatan seperti halnya pada misi pertama.

Kunjungan tersebut dimanfaatkan untuk menyalurkan donasi dari masyarakst Indonesia, berupa pembelian satu unit ambulans, bantuan obat-obatan, dua paket bantuan alat kesehatan, 200 paket sprei dan sarung bantal untuk melengkapi sarana kesehatan yang ada di Rakhine State dan dua buah genset untuk sekolah Indonesia di Minbya yang dibangun atas bantuan pemerintah RI.

Dia melanjutkan kesempatan bisa kembali ke Myanmar juga digunakan tim MER-C untuk menyampaikan secara langsung rencana MER-C membangun Indonesia Health Center kepada Duta Besar RI di Yangon.

Kedutaan Besar RI, H.E. Dr. Ito Sumardi, menurutnya, merespon positif rencana pembangunan 'Indonesia Health Center' tersebut. Bahkan menurut dia Dubes Ito juga membantu melakukan koordinasi serta perizinan program dengan pejabat terkait di Myanmar.

Dubes Ito memberikan usulan lokasi lahan untuk pembangunan 'Indonesia Health Center' di Minbya, Rakhine State, yang letaknya dekat dengan lokasi sekolah bantuan dari pemerintah Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement